BAGAIMANA pandangan Islam memperkenalkan mitos kejatuhan cicak?
Dalam Islam, segala sesuatu harus dikaji berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis yang sahih. Mitos tentang kejatuhan cicak yang dikaitkan dengan pertanda buruk atau sial tidak memiliki dasar dalam ajaran Islam. Kepercayaan semacam ini termasuk takhayul , yang dilarang dalam Islam karena bertentangan dengan konsep tauhid (keesaan Allah).
BACA JUGA: Hukum Kotoran Cicak, Apakah Najis?
Pandangan Islam tentang Takhayul dan Kepercayaan Mitos
Segala Sesuatu terjadi dengan Izin Allah
Islam mengajarkan bahwa semua peristiwa di dunia ini terjadi atas kehendak Allah, bukan karena tanda-tanda tertentu yang tidak memiliki dasar ilmiah atau wahyu.
“Katakanlah: ‘Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami.’ Dia-lah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang beriman harus bertawakal.” (QS. At-Taubah : 51)
Menolak Takhayul yang Tidak Berdasar
Rasulullah ﷺ melarang umat Islam mempercayai mitos atau pertanda buruk tanpa dasar yang benar.
“Tidak ada penyakit menular (tanpa izin Allah), tidak ada kepercayaan buruk terhadap burung (tathayyur), tidak ada kesialan karena burung hantu, dan tidak ada malapetaka karena bulan Shafar.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Cicak dalam Hadis
Ada hadis yang menyebutkan bahwa Rasulullah ﷺ pernah menyuruh membunuh cicak karena ia termasuk hewan fasik dan dikisahkan meniup api yang membakar Nabi Ibrahim. Namun, ini tidak ada hubungannya dengan mitos kejatuhan cicak sebagai pertanda buruk.
BACA JUGA: Pahala Membunuh Cicak
Kesimpulan
Mitos jatuhnya cicak sebagai tanda sial tidak sesuai dengan ajaran Islam . Umat Islam seharusnya saja
REDAKTUR: DADANG