Ketua Umum DPP Rabithah Alawiyah, Sayyid Zen Umar Sumaith, mengatakan, dulu Islam pernah mengalami masa kejayaan. Karena Al-Quran dijadikan sumber untuk dipelajari dan diselidiki. Maka, saat ini setiap individu Muslim harus mengembalikan masa kejayaan Islam dalam setiap bidang.
Maka, setiap Muslim bisa menjadi dai. Artinya, orang yang ahli ilmu agama menjadi dai dalam ilmu agama. Ahli sains menjadi dai dalam bidang sains.
“Karena mimbar dakwah tidak hanya di masjid, di setiap lini kehidupan ada mimbar dakwah. Mari kita bersama-sama mempelajari Alquran dalam perspektif keilmuan, yang selama ini mulai ditinggalkan,” kata Sayyid Zen Umar saat memberikan pidato pembukaan Seminar Dakwah Al-Quran dan Sains Modern, Sabtu (13/5/2017).
Menurutnya, semua bisa mempelajari Al-Quran dari berbagai perspektif. Bisa dari perspektif bahasa karena tidak ada bahasa yang lebih agung dan halus dari Al-Quran, ahli bahasa pun mengakuinya. Bisa juga mempelajari Alquran diri sudut pandang keilmuan karena tidak ada keilmuan yang lebih dalam dari Al-Quran. Alquran mengandung ilmu-ilmu yang sampai saat ini masih belum semuanya bisa diungkapkan umat manusia.
“Bagaimana Al-Quran turun 1.500 tahun yang lalu, tapi membicarakan ilmu-ilmu yang sampai saat ini belum tergali semua, saat ini masih menjadi misteri,” ujarnya.
Sehingga, dijelaskan dia, mempelajari Al-Quran bisa menjadi suatu kesempatan untuk Muslim melakukan penelitian. Sebab, Muslim akan bersedih jika Al-Quran hanya untuk tilawah dan hafidz, tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalamnya. Memang, Muslim di Indonesia mulai tertarik dengan tilawah dan hafidz, hal ini bagus sekali. Maka, tinggal satu tahap lagi untuk Muslim, yakni tahap untuk mempelajari isi di dalam Al-Quran.
Sayyid Zen Umar mengatakan,”Dzikir tanpa Ilmu, tidak stabil. Tapi ilmu tanpa dzikir akan kering. Banyak orang-orang yang hanya berdasarkan keilmuan tanpa keimanan akhirnya jalannya miring juga,” jelasnya. []
Sumber: khazanah republika