YUNUS bin Ubaid adalah seorang saudagar perhiasan di zaman Tabi’in (sekitar akhir abad ke 7-awal abad ke 8). Suatu hari, Yunus bin Ubaid menyuruh saudaranya menjaga kedainya untuk suatu keperluan. Ketika Yunus pergi itulah, datang seorang Badui yang hendak membeli perhiasan yang ada kedainya.
Terjadilah jual-beli di antara orang Badui itu dan peniaga kedai. Ketika itu, barang perhiasan permata yang hendak dibeli ditawarkan seharga empat ratus dirham, padahal harganya hanya dua ratus dirham.
Tanpa menawar terlebih dahulu, barang tersebut langsung dibeli oleh orang Badui tersebut. Di tengah jalan, orang Badui itu berpapasan dengan Yunus bin Ubaid, si pemilik toko.
BACA JUGA: Demi Menjaga Amanah Anak Yatim, Rela Tersengat Panas
Yunus bin Ubaid yang melihat dan mengenali barang yang dibawa orang Badui itu, bertanya kepadanya, “Berapa harga barang ini kamu beli?”
Si Badui itu menjawab, “Empat ratus dirham.”
“Harga sebenarnya cuma dua ratus dirham. Mari kembali ke kedai saya agar saya kembalikan uang lebihnya,” kata Saudagar Yunus.
“Biarlah, tidak perlu. Aku telah merasa senang dan beruntung dengan harga yang empat ratus dirham itu, sebab di kampungku harga barang ini paling murah lima ratus dirham,” jawab Badui itu.
Rupanya saudagar Yunus tidak mau melepaskan Badui itu pergi. Didesaknya agar Badui tersebut balik ke kedainya dan kemudian dikembalikan uang lebihnya kepadanya.
BACA JUGA: Punya Kekuasaan, Ingat Amanah
Setelah Badui itu pergi, berkatalah Saudagar Yunus kepada saudaranya, “Apakah kamu tidak merasa malu dan takut kepada Allah atas perbuatanmu menjual barang tadi dengan harga jual dua kali lipat lebih mahal?” tegur Yunus.
“Sebenarnya orang Badui itu sendiri yang membelinya dengan harga empat ratus dirham,” jawab saudaranya mencoba membela diri untukmenyatakan bahwa dia berada di pihak yang benar.”
“Ya, tetapi di belakang kita terpikul satu amanah untuk rnemperlakukan saudara kita seperti memperlakukan diri kita sendiri,” kata Yunus lagi. []
Sumber: Moralitas Islam Dalam Ekonomi dan Bisnis/ Penulis: Dr. Yan Orgianus / Penerbit: Akbarmedia,2012