SUATU hari, Nabi Muhammad pernah berkata tentang kebijaksanaan yang agung, bahwa kebenaran akan membawa pada kehidupan yang lebih baik, dan bahwa kamu harus menghindarai orang yang berdusta, karena hal itu akan membawa pada kehidupan yang buruk.
Tentu saja, sifat yang paling mulia, baik bagi laki-laki maupun bagi perempuan, adalah kejujuran. Kejujuran menyinari masa depan, menunjukan kemurnian jiwa. Orang yang berdusta mengotori batinnya dan tenggelam lebih dalam dan lebih dalam lagi ke dalam malapetaka.
BACA JUGA: Jaminan Keamanan dari Rasulullah untuk Shafwan bin Umaiyyah
Rasulullah bersabda, “Ucapan terbaik bagiku adalah kebenaran. Pedagang yang jujur dan terpercaya akan diangkat pada hari kiamat bersama para Nabi.”
Hal itu yang ia ajarkan kepada setiap orang yang berada didekatnya. Hingga suatu saat ketika Khadijah mengambil seorang budak di pasar yang mana budak itu ialah Zaid putra dari Haritsah yang sengaja dijual karena kafilah mereka diserang.
Namun Nabi tidak setuju dengan perbudakan, ia memperlaukan Zaid dengan baik bukan sebagai seorang budak. Tiba waktunya ketika ayahnya Zaid ingin menebusnya, Nabi menolak. Nabi mempersilahkan ia membawa putranya jika memang Zaid mau ikut dengannya.
BACA JUGA: Sebelum Ilmuwan, Rasulullah Lebih Dulu Sampaikan Perbedaan Warna Api
Alangkah terkejutnya ketika Haritsah mendengar jika putranya mengatakan ia mencintai Nabi, dan ia merasa lebih senang untuk tinggal bersamanya. Setelah itu Nabi mengajak Zaid ke Ka’bah, dan di hadapan ayah Zaid dan pamannya, beliau mengumumkan kepada semua orang bahwa anak itu sekarang telah menjadi anaknya. Haritsah dan adiknya pun pergi dengan hati tenang, karena ia tahu jika Zaid berada di tangan yang baik.[]
Sumber: Nabi Muhammad Penyempurna Para Nabi/ Penulis: Saniyasnain Khan/ Penerbit: Nuansa, 2009