Oleh: M. Fibra Wijaya
fibrawijaya@gmail.com
KATA cinta sudah sangat umum di telinga kita, mulai dari anak sekolah sampai ke orangtua, semuanya sudah mendengar kata cinta ini. Ada yang cinta monyet, ada juga cinta yang abadi seperti Romeo dan Juliet, Adam dan Hawa, Muhammad dan Khadijah, berbagai macam bentuk cinta yang sangat indah dan tidak bisa digambarkan dengan kata-kata.
Cinta adalah lima huruf yang bisa membuat persoalan tidak akan pernah selesai, yang senang bisa menjadi susah, yang susah bisa menjadi senang, yang kuat bisa menjadi lemah, dan yang lemah bisa menjadi kuat. Inilah indahnya cinta, suatu fitrah manusia yang lika-likunya tidak pernah selesai dan tidak akan pernah habis pembahasannya.
BACA JUGA: Cinta Utsman kepada Ruqayyah dari Masa Jahiliyah
Banyak sekali definisi tentang cinta tergantung seorang itu memaknainya, ada yang menganggapnya anugerah, namun ada juga menjadikanya bencana, namun semua itu adalah relatif yang sesuai dengan isi hati yang punya. Intinya cinta mendatangkan kekuatan, yang bisa menumbuhkan kembali semangat yang hilang, tetapi jangan sampai salah pengertian karena itu bisa menjadi ujian karena orang salah dalam pemaknaan cinta yang sesungguhnya.
Cinta sejati, dunia dan akhirat adalah dambaan semua orang baik laki-laki maupun perempuan tapi masih banyak orang yang bingung dalam menentukan seperti apa cinta sejati itu? Cinta apa yang bisa mengantarkan kita ke surga? Siapa yang harus kita cintai? Dan yang paling penting kapan kita menyatakan cinta itu? Banyak sekali pertanyaan hati yang masih bingung tentang cinta ini, karena ini perkara hati, maka hatilah yang berhak untuk menjawabnya.
Cinta terbagi menjadi dua, vertikal dan horizontal. Kita harus bisa membaginya dengan seadil mungkin, secara vertikal adalah fitrah manusia yaitu kepada Sang Pencipta, karena itulah cinta yang abadi, tujuan hidup, dan setelah hidup. Saya, Anda, dan kita semuanya pasti menginginkan perjumpaan dengan-Nya karena itulah nikmat yang sesungguhnya.
Kemudian yang kedua secara horizontal, keluarga adalah salah satunya, yang selalu ada untuk kita di kala senang dan susah, ibu, ayah, kakak, dan adik semuanya sangat sayang kepada kita, yang tak pernah lupa kepada kita, yang tak pernah mengeluh memberikan apa saja yang ia punya demi kebaikan kita. Ini cinta nomor dua setelah kepada Allah dan Rasulnya. I love you mama, papa, kakak, adik, doaku buat kalian, mungkin tak bisa diucapkan dengan kata-kata, tapi hatiku takan lupa kepada kalian. Seandainya bukan karena kalian, dunia terasa gelap dan hampa, dan aku tak bisa membayangkan apa-apa mungkin bagiku dunia telah sirna tapi berkat kalianlah aku masih bisa berjuang dengan bersusah paya demi masa depan yang cerah.
Jariku tidak akan pernah berhenti demi mengambarkan isi hati, mungkin setelah aku tiada nanti ini bisa menjadi pengingat hati, bahwa aku sangat mencintai kalian semua, kalianlah penyemangat hati yang membuat jari ini tidak pernah berhenti untuk mengambar isi hati.
Yang terakhir tidak kala pentingnya, inilah bagian cinta yang bisa merubah rasa, dan bisa membuat untaian kata-kata yang indah, tanpanya hati terasa hampa, bagaikan taman tak berbunga itulah kata Bang Haji Rhoma Irama.
Hati-hati dengan cinta yang satu ini, karena ia berbahaya, ia bisa mengubah jiwa dari bahagia menjadi sengsara, kalau ia salah tempat, kalau ia salah letak, kapan kita untuk melaksanakanya. Contohlah Adam dan Hawa, Muhammad dan Khadijah, Habibie dan Ainun, itulah cinta yang sesungguhnya, bahwa ia ada dalam jiwa. Bukan cinta karena harta apalagi karena jiwa, karena ia bersifat semu belaka. Kalau itu tujuan utama maka siap-siaplah Anda kecewa.
Rasulullah SAW telah mengajarkan kepada kita, cintailah wanita karena agamanya, karena ia takkan pernah sirna dan bisa menyelamatkan yang lainnya. Rupa yang indah memang bagus, harta yang banyak keinginan, tapi itu semua tidak berguna kalau manusia tidak punya agama.
BACA JUGA: Ternyata Rasulullah SAW Pernah Mengalami Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
Akhlak harus dijunjung tinggi, adab jangan sampai hilang, karena itulah yang membedakan manusia berilmu dengan yang tidak, percuma kita punya rupa, kalau akhlak kita tak punya, kita tetap akan hina di mata manusia apalagi di mata Allah.
Berbicara cinta tiada habisnya, terlalu enak untuk dikaji, kalau hati sudah berbicara maka kita akan kekurangan kosa kata untuk mengambarkanya. Tapi intinya bahwa, kekuatan cinta itu memang ada, jagalah ia jangan sampai salah guna.
Dekatilah Sang Maha Cinta maka engkau akan mendapatkan seperti apa sebenarnya cinta itu. Wallahua’lam. []
OPINI adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.