KEKUATAN ikhlas, seperti apa?
Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah SWT berfirman: “aku akan mencukupi para sekutu dalam persekutuan nya siapa yang beramal dengan menyertakan selainKu maka aku akan meninggalkannya bersama sekutunya.” Dari Abu Hurairah RA.
Maksudnya, Allah SWT berlepas diri dari persekutuan dan lainnya. Siapa yang mengamalkan sesuatu untukKu dan selainKu, maka aku tidak akan menerimanya.
Bahkan aku akan membiarkan amalan tersebut untuk selainKu.
Dengan kata lain amalan itu tidak mendapatkan pahala bahkan bisa mendatangkan dosa.
BACA JUGA:Â Dahsyat, Ini 8 Keuntungan Membaca Surat Al Ikhlas
Kekuatan Ikhlas: Ahli Hikmah
Diriwayatkan dari sebagian ahli hikmah: “Sesungguhnya perumpamaan orang yang beramal karena ria dan sunnah adalah seperti orang yang pergi ke pasar namun memenuhi saku bajunya dengan kerikil.
“Orang-orang mengatakan bahwa kerikil itu tidak dapat memenuhi kebutuhan orang itu. Ia tidak mendapatkan manfaat apa-apa selain ocehan dari orang lain. Jika ia ingin membeli sesuatu, maka ia tidak bisa membelinya dengan kerikil.
“Maka, demikian pula halnya dengan amalan yang dilakukan karena riya dan sunnah. Tidak ada manfaat amalnya, kecuali sanjungan dari manusia dan tidak ada pahala sedikitpun baginya di akhirat nanti.
Kekuatan Ikhlas: Firman Allah SWT
Sebagaimana hal ini ditegaskan dalam firman Allah SWT: “Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu bagaikan debu yang beterbangan.”
Allah akan menggugurkan pahala amalan amalan mereka yang bukan karena mengharapkan Ridha Allah SWT. Lalu Allah jadikan amalan amalan itu seperti debu yang beterbangan.
BACA JUGA:Â Ikhlas dalam Ketaatan
Kekuatan Ikhlas” Ahli Hikmah
Sebagian ahli hikmah pernah ditanya, “siapakah orang ikhlas itu?”
Jawabannya, orang ikhlas adalah orang yang menyembunyikan amal kebaikannya sebagaimana ia menutupi amal keburukannya.
Kekuatan Ikhlas: Ali Bin Abu Thalib
Ali bin Abu Tholib RA berkata: “Ada empat tanda bagi orang yang riya dalam beramal, yaitu malas beramal jika sendirian, rajin beramal jika banyak orang, semakin rajin beramal jika mendapat pujian, dan semakin malas beramal jika mendapat celaan.
Kekuatan Ikhlas: Ahli Hikmah
Kisah kekuatan ikhlas lainnya. Sebagian ahli hikmah berpendapat bahwa orang yang beramal hendaknya meniru ada beramal yang dilakukan oleh pengembala kambing. Karena jika si penggembala kambing melakukan salat di samping gembalaannya, salatnya tidak pernah ingin dipuji oleh kambing-kambingnya.
Demikian pula orang yang beramal, hendaknya ia tidak pernah memperhatikan pandangan manusia terhadap amalnya. Sebaliknya ia harus mampu beramal secara konsisten, baik dikala ramai maupun sepi. Beramal tanpa mengharapkan pujian manusia.
Kekuatan Ikhlas: Syaqiq Ibnu Ibrahim
Seseorang bertanya kepada syaqiq Ibnu Ibrahim: “Manusia menyebutku sebagai orang soleh. Tetapi bagaimana caranya saya mengetahui bahwa saya ini termasuk orang Saleh atau bukan?”
Syaqiq menjawab: “Pertama, tampakkanlah amalan yang kamu rasakan itu di hadapan orang-orang saleh. Jika mereka meridhoinya, berarti kamu termasuk orang sholeh. Jika mereka tidak meridhoinya, kamu belum tergolong orang saleh.
Kedua, palingkan dunia dari hatimu. Jika kamu sanggup berpaling dari kehidupan dunia, berarti kamu termasuk orang soleh. Jika kamu tidak sanggup, kamu belum termasuk orang sholeh.
Ketiga, palingkanlah kematian dari jiwamu. Jika kamu berani mengharapkan kematian, berarti kamu termasuk orang soleh. Jika kamu belum berani menghadapi kematian, kamu belum termasuk orang sholeh.
Jika tiga hal ini telah berkumpul dalam dirimu, rendahkanlah dirimu kepada Allah SWT, agar amalanmu tidak ternodai sifat riya dan tetaplah Istiqomah dengan amalanmu”
BACA JUGA:Â Seperti Apakah Bentuk Ikhlas Itu?
Kekuatan Ikhlas: Hamid al-Laffaf
Hamid al-Laffaf berkata: “jika Allah SWT menghendaki seseorang celaka, maka Allah akan menyiksanya dengan tiga tanda. Pertama, Allah memberikan ilmu kepadanya, tetapi Allah tidak menganugerahkan kemampuan untuk mengamalkan ilmu itu.
“Kedua, orang itu senang bergaul dengan orang-orang saleh, tetapi ia sendiri enggan mengetahui kewajiban-kewajiban orang-orang saleh. Ketiga, Allah membukakan pintu ketaatan baginya, tetapi ia tidak dapat ikhlas beramal.”
Berkaitan dengan perkataan al-Laffaf, seorang ahli fiqih berkata: “hal itu terjadi karena orang menyimpan niat dan tujuan yang buruk. Seandainya niatnya baik, Allah SWT akan menganugerahinya manfaat ilmu dan keikhlasan beramal.”
Dalam sebuah syair disebutkan:
Riya dapat mengikis pahala amal yang dilakukan seseorang
Jika kamu beramal dengan riya, maka kamu tidak akan mendapatkan pahala apa-apa
Kekuatan Ikhlas: Bisyar Ibnu Al harits Al Hafi
Bisyar Ibnu Al harits Al Hafi berkata: “seseorang tidak akan pernah merasakan manisnya ketaatan jika amalan yang ingin diketahui manusia.”
Sebagian ahli hikmah menuturkan: “siapa yang menganggap dirinya telah menguasai tiga hal, tanpa menghilangkan tiga hal lainnya, maka ketahuilah bahwa setan telah memperdaya nya.
Pertama, orang yang mengaku dirinya telah merasakan manisnya ketaatan, tetapi ia tidak dapat menghilangkan rasa cinta dunia.
https://www.youtube.com/watch?v=55fJCZ65Na4
Kedua, orang yang mengaku dirinya telah ridho dengan penciptanya, tetapi ia tidak dapat mengelak dari kesalahan terhadap dirinya.
Ketiga, orang yang mengaku telah mampu beramal dengan ikhlas, tetapi ia masih senang dengan pujian orang lain.
BACA JUGA:Â Kenapa Harus Jadi Orang yang Ikhlas, Bukan Orang yang Baik?
Kekuatan Ikhlas: Al Husain
Al Husain berkata: “orang yang memperlihatkan amal kepada orang lain, pahala amalan ia akan terhalang. Sedangkan, orang yang beramal hanya untuknya, maka ia akan dibebaskan dari rasa ria.”
Sudah belajar untuk iklhas hari ini? []
Sumber : Buku: Nasihat Langit untuk Maslahat di Bumi, Oleh: Syekh Abdul Hamid Al-Anquri (Ulama Abad ke-8)