SEBELUM memeluk Islam, Umar ibn al-Khathab orang yang paling keras menentang dan memerangi ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Ia mengintimidasi orang-orang yang mengikutinya.
Suatu hari, Umar menghajar seorang budak perempuan agar mau meninggalkan Islam. Selesai puas menganiaya budak itu, Umar berkata, “Aku memaafkanmu! Kau ku-lepas hanya karena aku sudah bosan memukulmu!”
Si budak menjawab, “Itulah yang dilakukan Allah kepadamu.”
BACA JUGA: Orang-orang Pengganti Khalifah Umar
Kejadian tersebut sampai ke telinga Abu Bakar. Kemudian, budak perempuan itu dibeli oleh Abu Bakar dan dibebaskannya.
Kendati perlakuan Umar sangat keras kepada umat Islam, hatinya sangat lembut untuk menerima kebenaran. Ketika sebagian umat Islam pergi berhijrah ke Abyssinia, dan setelah Umar melihat mereka pergi, ia merasa sangat terharu dan merasa kesepian berpisah dengan mereka. Dikisahkan oleh Ummu Abdullah binti Abi Hismah. Suatu ketika Ummu Abdullah berangkat ketika Umar ibn al-Khathab datang dan berhenti di depannya. Ummu Abdullah menghadapi berbagai macam gangguan dan intimidasi darinya. Umar berhenti dan berkata kepada Ummu Abdullah , “Berangkat juga, engkau wahai Ummu Abdullah?”
Ummu Abdullah menjawab,”Ya! Kami akan keluar dari bumi Allah ini. Kalian mengganggu kami dengan kekerasan. Semoga Allah memberi jalan keluar kepada kami”
BACA JUGA: Umar Meminta Izin untuk dikubur Bersama Kedua Sahabatnya
“Allah akan menyertai kalian,” jawab Umar.
Ummu Abdullah melihat Umar begitu terharu. Belum pernah ia melihat Umar seperti itu.
Tak lama kemudian, suami Ummu Abdullah datang. Diceritakannya percakapannya dengan Umar dan dia sangat mengharapkan Umar memeluk Islam. Tetapi, sang suami menjawab, “Orang ini tidak akan memeluk Islam sebelum keledai Khathab lebih dulu memeluk Islam.” []
Sumber: The Great of Two Umars/ Penulis: Fuad Abdurrahman/ Penerbit: Zaman/ Jakarta/ 2013