NYARIS setiap kali naik motor, saya musti aja kelilipan. Ada aja yang masuk ke mata. Kadang kerikil kecil banget. Atau juga debu gitu deh. Kali lain serangga kecil. Tapi ga pernah sih kelilipan kambing atau sepeda (hahaha garing!)
Kalau udah begitu, saya dengan perlahan menepi, ngasih sen ke kiri. Berenti dulu sejenak. Bersihin mata. Ga sekali dua, mata jadi perih dan berair. Istri saya udah paham bener sama kejadian ini.
Aneh, ujar istri saya, padahal, anak-anak (sewaktu kecil, pasti kalau montoran duduk di depan, mereka ga pake helm atau kacamata), tapi fine-fine aja tuh, ga pernah punya sejarah kelilipan.
BACA JUGA:Â Pep dan Zlatan Ibrahimovic
Beberapa kali saya berikhtiar soal ini. Ada kacamata, saya pake. Helm dah pake kaca pengaman juga. Doa juga udah. Sebelum gas pertama itu, auto “Bismillahi tawakkaltu …”
Tapi ya gau tau juga, kelilipan kena. Saya instrospeksi diri; mungkin ini cara Allah bersihkan mata saya dari segala maksiat penglihatan.
Beberapa kali, saya sama istri bicarain ini. Kesimpulannya, ya takdir. Takdir saya kelilipan kalau lagi montoran ketika itu (ya ga setiap kali juga kali). Kok sesimpel itu ya bilang takdir padahal “cuma” kelilipan?
Ya begitulah. Ikhtiar udah. Doa udah. Kalau memang ketentuan Allah emang harus begitu, ya kita terima. Tawakkal. Kadang saya empet juga sama orang yang ngatain, kalau kamu kena musibah, kamu pasti ga deket sama Allah. Kamu pasti banyak maksiat sama Allah. Sebagian ulama emang ngasih pendapat kayak gitu. Tapi ga otomatis aksiomatis juga dong.
Kalau begitu, gimana coba dengan Nabi Ayub yang ditimpakan ujian berupa sakit? Gimana juga dengan Nabi Muhammad yang masih juga kena sihir oleh dukun? Taat itu satu hal. Namun bisa jadi, ujian itu hal lain lagi.
BACA JUGA:Â Â Kue Kiriman, Dimarahi 2 Kali
Kalau begitu, gimana dongs orang yang ga pernah taat sama Allah kemudian terus diberikan kemudahan dan kelancaran urusan? Itu babnya beda. Bisa jadi istidraj. Apa itu istidraj, silakan aja gugling atau tanya langsung ke ustadz ori.
Buat saya pribadi, kelilipan ini melatih diri untuk ga mengeluh. Usaha dan doanya pan udah. Kalau masih kelilipan juga, itu berarti kehendak Allah pada diri saya. Bukankah sekalipun satu helai daun yang jatuh tak pernah luput dari kehendak-Nya? []