ROSKILDE – Wali Kota Roskilde di Denmark dibangunkan oleh kelompok anti-Islamisasi dengan suara musik yang menirukan azan di depan rumahnya. Aksi dengan pengeras suara itu sebagai protes pembangunan masjid di Kota Roskilde.
Anggota dari kelompok Stop the Islamization of Denmark (SIAD) mendatangi rumah Wali Kota Roskilde Joy Morgensen, setelah sang wali kota mempromosikan pembangunan sebuah masjid baru di kota tersebut. Rencananya, menara untuk mengumandangkan azan juga dibangun di masjid itu.
Media setempat, Ekstra Bladet, melaporkan bahwa para aktivis anti-Islamisasi menyiapkan pengeras suara di dekat pintu rumah Morgensen. Mereka memainkan music yang berisi suara azan, sebuah seruan bagi umat muslim untuk salat.
Dalam aturan Islam, azan dikumandangkan dari masjid lima kali sehari untuk menandai waktu salat. Para aktivis membunyikan musik mirip azan itu pada pukul 05.00 pagi ketika sang wali kota tengah tidur di rumahnya.
”Kami kira wali kota harus mencicipi obatnya sendiri,” kata Anders Gravers Pedersen, pendiri SIAD, kepada Russia Today, yang dikutip Kamis (20/7/2017).
”Dia ingin menara ini memuntahkan doa, kami pikir dia tidak tahu apa yang dia lakukan. Kami datang jam lima pagi dan memainkannya untuknya,” katanya.
Roskilde sudah memiliki sebuah masjid yang terletak di sebuah bangunan garasi yang telah dikonversi. Pada saat ini, kota itu juga sedang membangun gedung baru di tempat yang sama, yang rencananya menjadi sebuah masjid.
Menurut laporan Ekstra Bladet, masjid tersebut akan memiliki lima kubah dan dua menara.
Rencana pembangunan masjid ini telah memicu perdebatan di kalangan masyarakat setempat. Morgensen memilih mempertahankan keragaman dan menggelar dialog antaragama.
”Anda ingin meyakinkan saya atau hanya menemukan solusinya? Silakan hubungi saya dengan benar. Saya tersedia di depan umum dan di balai kota, tapi pukul 05.00, di kediaman pribadi saya bukanlah pilihan saya,” katanya dalam sebuah komentar kepada Russia Today.
Kota Roskilde terletak 30km sebelah barat Ibu Kota Copenhagen, Denmark. Denmark, yang menampung sekitar 200.000 umat Islam, baru-baru ini menjadi negara Nordik pertama yang membuka masjid wanita yang ditujukan untuk melawan stereotip lama yang mengarah dominasi jemaah laki-laki.[]