MANFAAT terbesar merokok ialah mengurangi populasi penduduk. Beruntung sekali ada rokok, karena secara tidak langsung sejalan dengan misi pemerintah yakni Keluarga Berencana (KB). KB diniatkan agar populasi penduduk tidak berlebihan, padahal jumlah lahan untuk perumahan semakin berkurang. Sedangkan merokok justru lebih efektif dalam upaya membatasi jumlah penduduk.
Berdasarkan hasil sumber data yang diperoleh Ikatan Kesehatan Masyarakat Indonesia tahun 2007 disebutkan sebanyak 1.127 orang meninggal setiap hari karena rokok. Angka tersebut diperoleh dari kematian akibat rokok di Indonesia setiap tahun yang jumlahnya mencapai 405.720 orang. Artinya, setiap jam tidak kurang dari 46 orang meninggal akibat rokok. Bukankah manfaat merokok sangat luar biasa untuk mengurangi jumlah penduduk.
Mengapa tidak dibuat program pemerintah Keluarga Merokok (KM) dengan slogan 2 bungkus dalam sehari sudah cukup. Justru program tersebut akan jauh lebih berdampak untuk mengurangi populasi penduduk daripada menyarankan program Keluarga Berencana (KB) karena bagi sebagian kalangan banyak anak itu banyak rezeki. Kalau pun punya anak banyak tetap tidak meminta sedekah pemerintah untuk menafkahi jadi untuk apa melarang memiliki anak lebih dari dua.
Kenyataannya, penduduk Indonesia sangat loyal untuk merokok. Hal ini sesuai dengan data dari Lembaga Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan prevelensi perokok Indonesia adalah yang tertinggi di Asia Tenggara. Rata-rata orang Indonesia merokok 12, 4 batang sehari. Berdasarkan fakta tersebut maka Indonesia termasuk penyumbang kematian terbesar akibat rokok yang telah mencapai 100 juta orang di abad 20 ini.
Jadi sukseskan Keluarga Merokok (KM) agar prestasi Indonesia diakui dunia dalam hal penyumbang kematian terbesar akibat rokok. Dan juga turut menyukseskan penanggulangan kelebihan populasi penduduk. []
Arief Siddiq Razaan,