DARI ‘Uqbah bin ‘Amir, ia berkata, “Aku bertanya: wahai Rasulallah, apakah sebab keberhasilan?”
Beliau menjawab, “Kuasailah lidahmu, hendaklah rumahmu luas bagimu, dan tangisilah kesalahanmu”. Hadits Riwayat Imam Tirmidzi, no.2406.
Dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi Syarh Sunan Tirmidzi dijelaskan, makna hadits tersebut yaitu “janganlah engkau berbicara kecuali dengan hal yang membawa kebaikanmu, betahlah tinggal di dalam rumah dengan melakukan ketaatan-ketaatan, dan hendaklah engkau menyesali kesalahanmu dengan cara menangis”.
Jika kita bawa ke dalam konteks kehidupan berumah tangga, ada tiga kunci keberhasilan atau keselamatan. Pertama adalah kemampuan menjaga lisan.
Faktor penting untuk keberhasilan membangun hidup berumah tangga adalah kemampuan untuk menajaga lisan. Suami dan istri yang pandai menjaga lisannya, akan menjadi pasangan yang berbahagia.
BACA JUGA: Akad dan Pesta Pernikahan
Suami tidak pernah mengelurkan kata-kata yang menyakiti, melukai dan menyinggung sang istri. Demikian pula sang istri tidak pernah mengelurkan kata-kata yang menyakiti, melukai dan menyinggung sang suami. Lisan mereka selalu terjaga dalam kebaikan.
Imam An Nawawi rahimahullah berkata, “Sudah sepantasnya bagi setiap mukallaf –orang yang berakal dan baligh, untuk menjaga lidahnya dari seluruh perkataan, kecuali perkataan yang jelas mashlahat padanya”.
“Ketika berbicara atau meninggalkannya itu sama mashlahat-nya, maka menurut Sunnah adalah menahan diri darinya. Karena perkataan mubah bisa menyeret kepada perkataan yang haram atau makruh. Bahkan, ini banyak atau dominan pada kebiasaan. Sedangkan keselamatan itu tiada bandingannya”, lanjut Imam An-Nawawi.
Imam An Nawawi melanjutkan, “Telah diriwayatkan kepada kami di dalam dua Shahih, Al-Bukhari (no. 6475) dan Muslim (no. 47), dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam.” []
SUMBER: CAHYADI TAKARIAWAN