SEMENJAK diutusnya Muhammad bin Abdullah menjadi Nabi, Allah Swt. sudah memvonis bahwa ummat beliau adalah ummat akhir zaman. Jadi pengertian akhir zaman itu sudah sejak diutusnya Nabi Muhammad Saw. yang merupakan Nabi terakhir.
Kenyataan bahwa kita adalah ummat akhir zaman menunjukkan bahwa kita saat ini hidup di akhir zaman. Menurut hadits shahih, masa akhir zaman ini terbagi menjadi lima.
Pertama, masa kenabian, saat Rasulullah masih hidup.
Kedua, masa Khulafaur Rasyidin, mulai Abubakar, Umar, Usman, dan Ali.
Ketiga, masa raja-raja menggigit (maalikan ‘adhan), yaitu masa setelah wafatnya Ali bin Abi Thalib r.a. sampai runtuhnya Daulah Khilafah Utsmaniyah (1924).
Keempat, masa maalikan jabariyan (penguasa diktator).
Kelima, masa kembalinya sistem khilafah.
Saat ini kita hidup di masa yang mana? Sekarang masa penguasa diktator. Ummat Islam sedang kalah. Tetapi itu memang sudah sunatullah, bahwa ada kalanya menang, ada kalanya kalah. Kita pun harus optimis, akan tiba waktunya ummat Islam memperoleh kemenangan.
Kelak penguasa diktator itu bisa dikalahkan kaum Muslimin? Begitulah menurut hadits. Kita akan berperang melawan Yahudi, dan Yahudi akan hancur. Yahudi akan diburu sampai manapun, sampai-sampai pohon dan batu pun bicara,
“Hai kaum Muslimin, di belakangku ada Yahudi yang bersembunyi!” Kecuali pohon gharqad (semacam kaktus) yang merupakan pohon Yahudi. Jangan heran, sekarang pohon gharqad itu banyak ditanam oleh orang-orang Israel, untuk berlindung dari serangan kaum Muslimin.
Yang dimaksud Yahudi itu khusus di Israel atau juga termasuk di Amerika Serikat (AS)? Yang pasti Yahudi Israel. Kalaupun kemudian Yahudi-Amerika pindah ke Israel, wallahu alam. Dan Yahudi yang pindah ke Israel itu berarti menyatakan diri sebagai musuh ummat Islam.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bahwa Rasulullah bersabda, “Dan akan keluar dari kampung Yahudiyah kota Ashbahan bersama tujuh puluh ribu orang Ashbahan.”
Rasulullah bersabda, “Tidak ada fitnah yang yang lebih besar daripada fitnah Dajjal.”
“Wahai Rasulullah, beberapa lama dia (Dajjal) akan menetap di bumi?” Beliau menjawab, “Empat puluh hari, di mana seharinya bagaikan setahun, seharinya bagaikan sebulan, seharinya bagakan seminggu, dan sisanya seperti sehari-hari kalian.” “Dajjal keluar pada saat agama mulai melemah dan ilmu pengetahuan tidak lagi digubris. Ia akan tinggal dan berjalan di bumi selama 40 hari. Sehari bagaikan setahun, sehari bagaikan sebulan, sehari bagaikan seminggu. Kemudian seluruh harinya seperti harimu…” []
Sumber: Armageddon, Peperangan Akhir Zaman/Karya: Ir. Wisnu Sasongko, M.T/Penerbit: Gema Insani