Membaca “Al-Umm” dan “Ar-Risalah” dengan bekal secuil ilmu ushul fiqih dan seuprit pengalaman menelaah pendapat-pendapat ulama, sudah membuat saya terkagum-kagum dengan keluasan ilmu dan kedalaman analisis Imam Asy-Syafi’i radhiyallahu ‘anhu. Apatah lagi orang yang sudah tabahhur dalam fiqih dan ushul fiqih, tentu akan semakin banyak menemukan mutiara ilmu Imam Asy-Syafi’i.
Wajar sekali, Imam Al-Muzani rahimahullah berkata: “Saya telah membaca kitab Ar-Risalah karya Asy-Syafi’i (Imam Asy-Syafi’i) 500 kali, dan setiap kali saya membaca, saya selalu menemukan faidah baru, yang belum saya temukan pada pembacaan sebelumnya.”
BACA JUGA: Imam Asy-Syafi’i Menolak Pluralisme Agama
Karena itu, kita tidak temukan ada ulama kontemporer, baik azhari, wahhabi, dll., yang berani mengklaim dirinya selevel apalagi lebih alim dari Imam Asy-Syafi’i. Dan aimmah semisal beliau. Bahkan mungkin mengklaim memiliki setengah ilmu para aimmah salaf ini pun, tidak ada yang berani.
Kecuali mungkin, ustadz HT Indonesia yang kemarin mengklaim pendiri organisasi mereka, Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani rahimahullah, selevel dengan para imam salaf ini, bahkan menganggap karya An-Nabhani lebih hebat dari karya mereka.
Saya pribadi mengakui keilmuan An-Nabhani, dan mengambil sekian faidah dari karya-karya beliau. Tapi menganggap beliau selevel dengan imam empat madzhab, itu benar-benar jahl murakkab.
Keluasan Ilmu Imam Asy-Syafi’i
Bahkan sebenarnya, kalau mereka mau membaca betul-betul karya para ulama kontemporer lain, yang selevel ilmunya dengan An-Nabhani, bahkan mungkin lebih alim dari beliau, itu cukup banyak.
Sayangnya, kurangnya literasi, kuatnya semangat membela kelompok, dan fanatisme yang sampai ke ubun-ubun, membuat muncul pernyataan aneh ini. []
Oleh: Muhammad Abduh Negara