WAKTU itu saya sedang galau. Merasa sudah tidak lagi percaya diri dengan kehidupan. Merasa orang di sekeliling saya sudah tidak adil dan memberi perhatian lagi kepada saya. Hanya dunia maya saat itu, sebagai teman berbincang.
Saya menemukan sebuah cerita menggugah tentang hakikat hidup dan kematian.
Seorang lelaki bermimpi dikejar seekor harimau. Dia berlari ke arah pohon besar lalu ia memanjat pohon tersebut dan duduk di atas salah satu dahannya.
BACA JUGA: Kalau Punya Kucing, Ini Manfaatnya Dunia Akhirat
Namun ia terkejut, saat memandang ke bawah, harimau masih menunggunya di bawah pohon tersebut.
Dia menoleh ke tepi dan terlihat ada dua ekor tikus sedang mengelilingi dahan yang sedang didudukinya. Dua tikus itu berwarna putih dan hitam itu tengah menggerogoti dahan, yang akan menyebabkan dahan itu patah secara perlahan. Tentunya akan membuat lelaki itu jatuh.
Saat dia menoleh ke bawah, dia merasa terkejut dan heran karena ternyata ada seekor ular hitam besar yang mulutnya ternganga. Berada betul di bawah dahan yang dia duduki dan jika dia terjatuh dia pasti akan masuk ke dalam mulut ular.
Dia kebingungan, melihat ke kiri dan ke kanan. Mungkin saja masih ada dahan lain untuk bersandar. Tapi tidak ada.
Akhirnya dia melihat ada satu dahan yang lebih atas yang didiami sarang madu lebah. Dia tergoda dengan tetesan madu yang terus menetes, dia ingin mencicipi madu itu sedikit saja.
Setelah mencicipi sedikit, dia ketagihan. Karena madu itu sangat manis dan lezat. Hingga dia terlupa dengan dua ekor tikus, ular dan harimau yang ada di bawahnya.
Tiba-tiba, dahan pohon patah dan dia terjatuh lalu terbangun dari tidurnya. Keesokan hari, dia mencoba memahami maksud mimpinya itu dan akhirnya berjumpa dengan orang bijak.
Orang bijak itu berkata, “Harimau yang anda lihat dan mengejar anda adalah kematian, ia selalu mengejar ke mana saja anda pergi. Dua ekor tikus berbeda warna itu adalah tanda siang dan malam. Ia mengelilingi datang silih berganti, memakan waktu anda dan semakin dekat membawa anda kepada kematian.”
BACA JUGA: Imam Al Ghazali: Dunia dan Akhirat Tak Perlu Seimbang
“Sedangkan ular hitam besar dengan mulut ternganga itu adalah kubur. Ia ada, menunggu anda jatuh masuk ke dalamnya. Sarang madu lebah adalah dunia ini dan tetesan manis madu adalah nikmat dan kelezatan dunia. Pada awalnya kita hanya ingin sedikit merasakan kelezatan dunia. Namun kita terlena dengan keni’matan sesaat dunia, hingga kita benar-benar lupa bahwa ajal atau kematian semakin mendekat dengan kita.”
Tiga pelajaran yang bisa diambil dari cerita ini,
1. Hidup di dunia ini, penuh kenikmatan dan kelezatan yang membuat kita mudah terlena dan terlupa akhirat.
2. Kematian akan datang tanpa pemberitahuan dan peringatan, dan tidak bisa kita berlari menjauh darinya.
3. Maka bersiaplah untuk menghadapi masa yang akan datang, yaitu kematian. Sebelum terlambat dan menyesal di hari akhir nanti.
SUMBER: GRUP BERBAGI KISAH