SETIAP makhluk yang bernyawa pasti akan mati. Tapi, kita tak pernah tahu kapan hal itu akan terjadi. Kita pun tidak akan pernah tahu dimana kita akan mengakhiri hidup ini, dan sedang berbuat apa saat malaikat pencabut nyawa memisahkan ruh dengan jasad kita. Tapi, kebanyakan kita lalai dalam mengingat hal ini. Padahal, mengingat kematian sangatlah penting bagi diri kita.
Ingat mati, berarti menyadarkan kita bahwa hidup di dunia ini tidak bisa berleha-leha. Sebab, apa yang kita lakukan di dunia ini akan menjadi penentu di akhirat kelak. Dan kita tidak memiliki waktu cukup lama untuk mempersiapkan bekal.
Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu memperingatkan hal ini kepada kita. Salah satunya melalui sambaran kilat. Banyak di antara kita yang meninggal dunia akibat sambaran kilat. Tapi, ada pula yang selamat.
Dilansir dalam www.muslimedianews.com bahwa pengalaman mereka yang selamat dari sambaran kilat yang dapat menyebabkan kematian ratusan orang setiap tahunnya, mengingatkan kita pada kematian dan juga pengungkapan ketakberdayaan seseorang di hadapan Allah.
Menurut pengakuan mereka yang pernah tersambar petir, aliran listriknya–bahkan–dapat meledakkanKemungkinan seseorang tesambar petir adalah 1:700.000; akan tetapi tidak seharusnya seseorang meremehkan kemungkinan tersebut dan juga dampak yang dihasilkan. kancing dan sleting baju dan seseorang dapat jatuh pingsan. Karena kerusakan otak yang dialaminya, seseorang yang dirawat secara intensif di rumah sakit harus belajar kembali bagaimana caranya berjalan, menelan makanan/minuman, atau dengan kata lain bagaimana caranya hidup kembali.
Mereka rela menggambarkan bagaimana yang dirasakannya, dan ketika itu seolah-olah mereka “hidup merana dan kemudian dihidupkan kembali.” Dalam Quran, peristiwa yang sangat serupa terjadi ketika Allah tunjukkan pada kaum Nabi Musa. Dengan keberanian yang keliru dan memalukan, Bani Israel menuntut pada Nabi Musa agar mereka dapat melihat Allah dengan mata mereka, dan sementara menuntut, mereka ditunjukkan dampak kilat yang serupa.
Pernyataan dalam ayat berikut “maka kilat menyambarmu hingga kamu mati” dan “kemudian kami membawamu kembali ke kehidupan setelah kamu mati,” menjadi petunjuk dari kenyataan bahwa mereka –ketika itu –merasa hidup kembali setelah jantungnya terhenti, akibat kejutan dan juga hilangnya kesadaran dan ingatan yang mereka alami.
Allah SWT berfirman, “Dan (ingatlah), ketika kamu berkata, ‘Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang, karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya.’ Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur,” (QS. Al-Baqarah: 55-56).
Itulah salah satu kisah, orang-orang yang meragukan kebenaran Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah menunjukkan kebenaran-Nya. Dan hanya orang-orang yang tidak berpikirlah yang tidak mengerti makna dari kejadian yang Allah tunjukkan.
Ketika kita melihat kilat, tentu rasa takut bersarang pada diri kita, bukan? Ya, kebanyakan kita takut jika kematian segera menjemput kita saat itu juga, sedang kita belum mempersiapkan amal baik. Oleh karena itu, jangan lagi menunda waktu. Segeralah berbuat kebaikan. Ikutilah apa yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. []