SEMUA makhluk yang ada di dunia ini pasti mengalami kematian. Hanya Allah SWT lah yang akan kekal selama-lamanya. Semua keputusan dan urusan menjadi wewenang-Nya dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan. Hal ini telah ditegaskan dalam Alquran:
ﻟﺎ ﺍِﻟﻪَ ﺍِﻟّﺎ ﻫُﻮَ ﻛُﻞُّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻫَﺎﻟِﻚٌ ﺍِﻟﺎَ ﻭَﺟْﻬَﻪُ ﻟَﻪُ ﺍﻟْﺤُﻜْﻢُ ﻭَﺍﻟَﻴْﻪِ ﺗُﺮْﺟَﻌُﻮﻥَ (ﺍﻟﻘﺼﺺ:٨٨)
Ulama asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi menjelaskan, sama seperti kehidupan, kematian merupakan petunjuk atas rububiyah (ketuhanan). Lewat rahasia bunyi ayat Alquran:
ﺍَﻟّﺬﻯ ﺧَﻠَﻖَ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕَ ﻭَﺍﻟْﺤَﻴﻮٰﺓ
Artinya: “Yang menciptakan mati dan hidup..” (QS Al Mulk ayat 2)
BACA JUGA: 5 Sebab Kenapa Makhluk Halus Menampakkan Diri pada Manusia?
Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa kematian merupakan dalil keesaan yang sangat kuat sama seperti kehidupan. Menurut Said Nursi, kematian bukanlah ketiadaan, kebinasaan, kefanaan, kesia-siaan, atau kehancuran alamiah tanpa ada pelaku. Tetapi ia adalah pembebasan tugas dari Pelaku Yang Mahabijak.
Dia menjelaskan, kematian adalah perpindahan tempat, pergantian tubuh dengan tubuh yang lain, tanda berakhirnya tugas hidup, pembebasan dari penjara fisik, dan penciptaan teratur yang baru sesuai dengan hikmah Ilahi.
“Ya, sebagaimana makhluk hidup yang tersebar di seluruh bumi dengan kehidupannya menjadi petunjuk atas keberadaan dan keesaan Sang Pencipta Yang Mahabijak, maka dengan kematiannya mereka juga menjadi saksi atas keabadian dan keesaan Dzat Yang Mahahidup dan Abadi,” jelas Nursi dalam bukunya yang berjudul Jendela Tauhid terbitan Risalah Nur Presd halaman 69-70.
Sebagaimana keberadaan makhluk hidup menunjukkan keberadaan Sang Pencipta Yang Mahahidup, lanjut Nursi, maka kematian mereka juga menjadi saksi atas keabadian dan keesaan Dzat Mahahidup Yang Mahaabadi.
“Bukti atas hal tersebut adalah permukaan bumi. Tatanan menakjubkan yang mengendalikan seluruh bumi dan yang dapat kita lihat dengan jelas menjadi saksi yang jujur atas keberadaan Pencipta Yang Mahakuasa,” kata Nursi.
Dia menuturkan, ketika salju menutupi permukaan bumi di musim dingin, dan makhluk hidup yang ada di atasnya semuanya mati, maka pemandangan kematian mengalihkan pandangan manusia ke arah yang jauh. Ia berfantasi pergi jauh ke masa lalu yang memuat “jenazah” setiap musim semi yang telah berlalu.
Pada saat itulah, kata dia, tersingkap pemandangan kematian dan kehidupan dalam bentuk yang lebih luas daripada yang tampak sekarang. Pasalnya, setiap musim semi yang berlalu di mana jumlahnya tak terhingga memuat berbagai mukjizat qudrah Ilahi sepenuh bumi.
Menurut Nursi, hal itu memperingatkan manusia mengenai datangnya sejumlah entitas yang akan hidup dan memenuhi bumi pada musim semi yang akan datang.
BACA JUGA: Adakah Makhluk Allah yang Tahu Tanda-tanda Kiamat Besar?
“Dengan ini kita mengetahui bahwa kematian musim semi menjadi saksi yang jujur, dalam skala yang sangat besar dan dalam bentuk yang sangat menakjubkan, atas keberadaan dan keesaan Sang Pencipta Yang Mahaagung, Mahakuasa Yang Maha Sempurna, Mahahidup Yang Berdiri Sendiri dan Cahaya Abadi,” jelas Nursi.
Kematian ini, tambah dia, memperlihatkan sejumlah petunjuk cemerlang sampai pada tingkat yang memaksa kita untuk mengucap secara spontan, “Aku beriman kepada Allah Yang Maha Esa.” []
SUMBER: REPUBLIKA