JAKARTA–Para jemaah haji Indonesia akan mendapatkan jatah makan selama di Arab Saudi. Menunya disesuaikan dengan lidah Indonesia. Karena itu, perusahaan penyedia kateringnya harus dipersiapkan.
Ketua tim penyediaan katering jemaah haji Indonesia Arsyad Hidayat mengatakan bahwa proses penyediaan katering di Arab Saudi sudah selesai.
“Alhamdulillah seluruh penyediaan katering di empat lokasi sudah selesai semuanya,” ujar Arsyad melalui pesan singkat, seperti disampaikan dalam rilis Kementerian Agama, Sabtu (6/5/2017).
Menurut Arsyad, tim penyediaan katering telah memilih 28 perusahaan di Makkah, delapan di antaranya adalah perusahaan yang telah dikontrak pada musim haji tahun lalu atau repeat order (RO). Selain itu, ada 13 perusahaan di Madinah dan tujuh di antaranya adalah RO.
“Untuk Masyair (Arafah, Muzdalifah, dan Mina), kami sudah mengontrak 18 penyedia di mana 16 di antaranya adalah RO. Sedangkan untuk di Jeddah, tim telah mengontrak satu perusahaan penyedia katering,” terangnya.
Arsyad mengatakan, RO atau kontrak ulang bagi beberapa perusahaan didasarkan pada hasil penilaian Tim Pengawas Katering musim haji tahun lalu. Mereka adalah perusahaan yang dinilai dapat melakukan tugas pelayanannya dengan baik dan tidak ada catatan pelanggaran yang dilakukan.
“Ada kriteria ketat untuk penilaian RO baik saat produksi maupun distribusi,” tegasnya.
“Tiga penyedia katering terbesar di Makkah adalah dapur al Hussam, al Ahmadi dan Raghaib. Sedang tiga penyedia terbesar di Madinah adalah dapur al Andalusia, al Ahmadi, dan Yasirah,” tambahnya.
Arsyad menambahkan, layanan katering di Madinah mulai berjalan sejak awal kedatangan jemaah haji di Arab Saudi sampai jemaah meninggalkan Madinah. Pasca puncak haji, layanan katering di Kota Nabawi ini akan diberikan sejak jemaah tiba dari Makkah sampai jemaah kloter terakhir meninggalkan Madinah menuju Tanah Air.
Untuk layanan katering di Makkah, akan diberikan sebanyak 25 kali makan (12 hari), termasuk makan selamat datang bagi jemaah yang datang dari Madinah dan makan selamat jalan bagi jemaah yang meninggalkan Makkah menuju Madinah.
“Ini evaluasi tahun sebelumnya. Tahun lalu, awal kedatangan dari Madinah, jemaah tidak menerima katering padahal mereka harus melaksanakan umrah kedatangan. Tahun ini diadakan katering selamat datang sehingga jemaah tidak perlu lagi memasak pada awal kedatangan dan bisa langsung melaksanakan Umrah,” jelasnya.
Sebelum memutuskan 28 perusahaan katering, Kementerian Agama sudah terlebih dulu menggelar workshop. Kegiatan ini menjadi bagian upaya Kementerian Agama untuk meningkatkan kualitas layanan katering pada musim haji 1438H/2017M.
Menurutnya, workshop yang kali pertama ini digelar agar ada persamaan persepsi di antara perusahaan penyedia konsumsi terkait menu bercitarasa Indonesia yang harus mereka siapkan.
“Kegiatan ini diikuti oleh 28 perusahaan penyedia konsumsi di Makkah dan 13 perusahaan penyedia konsumsi di Madinah,” ujar Arsyad Hidayat melalui pesan singkat, Sabtu (6/5/2017).
Arsyad mengatakan, workshop diawali dengan presentasi seputar masakan Indonesia oleh ahli tim penyedia
katering Kementerian Agama Mandradhitya Kusuma Putra. Di hadapan para koki perusahaan penyedia konsumsi, Dosen Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung ini menjelaskan gambaran umum masakan Indonesia, serta metode dan teknik memasak masakan Indonesia.
“Narasumber juga berbagi tentang beberapa bumbu masakan khas Indonesia dan teknik pengolahannya,” jelas Arsyad.
Workshop yang berlangsung satu hari ini juga membahas seputar menu konsumsi jemaah pada musim haji 1438H atau 2017. Pada bagian akhir, dilakukan coaching clinic pembuatan rendang. Sebanyak 15 perusahaan penyedia konsumsi diminta melakukan praktik memasak rendang yang hasilnya langsung dinilai oleh tim penyedia katering.
“Secara umum hasilnya bagus. Kualitas dan citarasa masakan mereka sudah baik, bahkan tiga di antaranya sangat baik,” terang Arsyad. Kadaker Makkah pada musim haji tahun lalu ini menilai, kegiatan serupa perlu diadakan mendekati operasional haji. []
Sumber: Kumparan