DHAKA—Kementerian Luar Negeri Myanmar dan Bangladesh mengatakan telah mencapai kata sepakat mengenai rencana pemulangan etnis Rohingya ke Rakhine. Proses pemulangan tersebut akan dimulai pada pekan depan dan akan berlangsung selama dua tahun.
“Proses repatriasi akan dimulai Selasa depan,” bunyi pernyataan tersebut, seperti dilansir Reuters pada Rabu (17/1/2017) kemarin.
Selain itu, kementerian Luar Negeri Bangladesh akan mendirikan lima kamp transit di sisi perbatasannya. Kamp-kamp tersebut akan mengirim balik etnis Rohingya ke dua pusat penerimaan di Myanmar.
Myanmar akan membangun sebuah kamp transit yang bisa menampung 30 ribu warga Rohingya yang kembali ke Myanmar.
“Myanmar telah menegaskan kembali komitmennya untuk menghentikan arus masuk penduduk Myanmar ke Bangladesh,” ungkapnya kemenlu bangladesh.
Sementara itu, Sekertaris Jenderal PBB, Antonio Gutteres menyatakan pihaknya memiliki kekhwatiran otoritas Bangladesh akan memaksa warga Rohingya untuk kembali ke kampung halamanya.
“Sangat penting untuk UNHCR terlibat penuh dalam operasi tersebut untuk menjamin bahwa operasi mematuhi standar internasional,” ujar Gutteres.
“Yang terburuk adalah memindahkan orang-orang ini dari kamp-kamp di Bangladesh ke kamp-kamp di Myanmar, menjaga situasi buatan untuk waktu yang lama dan tidak membiarkan mereka mendapatkan kembali kehidupan normal mereka,” pungkasnya. []