JAKARTA—Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Ahmad M Ramli menegaskan tidak ada kebocoran, bahkan penjualan data pelanggan kartu seluler prabayar paska registrasi.
“Ada isu kebocoran data, penjualan data ke negara asing, semuanya sama sekali tidak benar. Pak Menteri (Kominfo) juga sudah membantah di Twitter soal penjualan data. Karena data ini sama sekali tidak kita utak atik. Data basenya ada di Kemendagri, kami hanya memvalidasi,” katanya dalam diskusi ‘Registrasi Data Kartu Telepon: Aman dan Terjamin’ di Gedung Kominfo, Jakpus, Rabu (14/03/2018).
Menurutnya, yang terjadi adalah penyalahgunaan data kependudukan oleh oknum tidak bertanggung jawab untuk registrasi kartu seluler prabayar.
Kendati demikian, Ramli memastikan bahwa seluruh data kependudukan aman di tangan Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri.
“Kami akui di lapangan terjadi penyalahgunaan. Tapi bukan kebocoran data kependudukan. Karena Kemendagri punya SOP yang ketat untuk melindungi itu, operator seluler juga dengan ISO 270001. Jadi kata-kata kebocoran itu terlalu tendesius. Yang terjadi adalah penyalahgunaan data untuk registrasi,” kata Ramli.
Lebih lanjut disampaikan bahwa meski muncul isu kebocoran data, namun hal tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap antusiasme masyarakat untuk melakukan registrasi kartu seluler prabayar.
Berdasarkan data Kemkominfo, tercatat hingga Rabu (14/03/2018) pukul jam 07.00 WIB pagi tadi sudah 351.595.558 kartu seluler prabayar teregistrasi.
“Terima kasih kepada masyarakat yang sudah registrasi. Karena jumlah yang terus naik menunjukan isu (kebocoran data) ini tidak berpengaruh secara signifikan,” tutur Ramli. []
Reporter: Tommy