BANGLADESH–Tiga pengungsi Rohingya pada Ahad (10/9/2017) meninggal dan seorang lainnya terluka oleh ledakan ranjau darat dekat perbatasan Myanmar dan Bangladesh.
Ledakan itu terjadi di perbatasan Suku Naikhongchhari Bandarban di Bangladesh dimana para pengungsi melarikan diri dari kekerasan di negara bagian Rakhine, kata seorang pejabat keamanan yang dikutip dari harian Dhaka Tribune.
Sehari sebelumnya, Lembaga HAM Amnesty International memperingatkan, militer Myanmar telah menempatkan ranjau mematikan di perbatasannya dengan Bangladesh, untuk mencegah kembalinya pengungsi.
Mofazzal Hossain Chowdhury Maya, Menteri Penanganan dan Penanggulangan bencana, mengatakan pada hari Sabtu, bahwa Bangladesh mengalokasikan 2.500 hektar (3.9 mil persegi) tanah untuk melindungi orang-orang Rohingya.
Dia menambahkan bahwa para pengungsi akan terdaftar menggunakan sistem biometrik.
A.S. pada hari Sabtu menghargai kemurahan hati Bangladesh dalam menanggapi krisis Rohingya.
“Kami memuji kemurahan hati pemerintah Bangladesh dalam menanggapi krisis kemanusiaan ini dan menghargai usaha mereka untuk memastikan bantuan menjangkau populasi yang terkena dampak,” kata pejabat departemen luar negeri A.S.
Rohingya, yang digambarkan oleh PBB sebagai orang-orang yang paling teraniaya di dunia, telah menghadapi ketakutan yang meningkat atas serangan tersebut sejak puluhan orang terbunuh dalam kekerasan komunal pada tahun 2012. []