Anak laki-laki Rohingya ini terbaring lemah di rumah sakit di Bangladesh. Bocah berusia tujuh tahun itu terbaring lemah. Ia menahan sakitnya luka tembakan dari tentara Myanmar yang bersarang di dadanya seminggu yang lalu.
Dia adalah satu dari 80 pasien Rohingya yang dirawat di Rumah Sakit Bangladesh. Rumah sakit tersebut kewalahan menerima Pasien dari pengungsi Rohingya.
“Saat para tentara menembaki kami, saya melihat anak saya tersungkur di tanah,” kata Abu Tahir, ayah anak laki-laki itu.
Tahir beserta keluarganya sempat terpisah. Ia melihat anaknya mendapat luka tembak langsung membawanya ke tempat yang lebih aman. Sekarang Tahir melihat anaknya terbaring di rumah sakit. Ia meminta doa kepada saudara muslim agar anaknya lekas sehat.
Rumah Sakit terlengkap di Coxs Bazaar ini memiliki 20 dokter yang merawat ratusan pasien pengungsi Rohingya. Mereka mengaku baru pertama kali menangani pasien dengan luka yang dialami para pengungsi Rohingya ini. Para pengungsi Rohingya yang dirawat di rumah sakit tersebut rata-rata mengalami luka tembak, trauma dan luka tusukan
“Kami belum pernah melihat luka kekerasan seperti ini sebelumnya,” kata Dr. Shaheen Abdur Rahman Choudhury, kepala rumah sakit tersebut.
Pembantaian oleh militer Myanmar terhadap etnis Rohingya kembali terjadi pada 25 Agustus lalu. Akibatnya ratusan ribu orang mengungsi ke negara tetangga. []