TERLETAK di bagian tengah Eropa, Austria menyimpan pesona sebagai negara non Muslim yang kental dengan sejarah Islam.
Muslim adalah agama ketiga terbesar di Austria. Sebagian besar merupakan imigran Muslim dari berbagai negara seperti Turki, Bosnia, Afganistan dan Pakistan.
Dilansir dari Dream, Wina menjadi jantung sejarah Islam di Austria. Banyaknya Muslim yang menetap di Wina serta wisatawan membuat Wina sangat cocok sebagai destinasi wisata halal.
Berikut ini tempat wisata yang memiliki sejarah Islam di Wina, Austria:
1 Bukit Kahlenberg
Anda dapat menikmati pemandangan Kota Wina dari atas bukit. Namun ada kisah menyedihkan di balik keindahan bukit ini.
Panglima Kerajaan Ottoman Turki, Kara Mustafa terpaksa menarik mundur pasukannya akibat serangan aliasi Eropa pimpinan Raja Polandia.
Kekalahan itu membuat penguasa Ottoman menghentikan ekspansi Islam di Tanah Eropa. Kara kemudian dihukum mati oleh Sultan Mehmet IV pada 25 Desember 1683.
2 Islamic Centre Vienna
Pusat Pengembangan Islam Wina adalah kompleks masjid seluas 8.300 meter persegi yang dibangun oleh Raja Arab Saudi, Faisal bin Abdulaziz Al Saud selama dua tahun.
Sahabat Dream bisa mengikuti kegiatan keagamaan mulai dari sholat berjamaah, sholat Jumat, kunjungan masjid untuk wisatawan, acara keislaman, pernikahan hingga bimbingan Islam untuk anak-anak.
3 Istana Hofburg
Istana ini menyimpan Schatzkammer atau Museum Harta Kerajaan di kompleks Istana Kekaisaran Hofburg Wina. Di dalamnya terdapat mantel yang digunakan oleh Raja Roger II yang memiliki desain kaligrafi Arab kufik di pinggirannya.
Mantel berwarna merah dengan motif singa di ats unta itu terbuat dari benang emas dan dipesan dari seorang Muslim Arab.
4 Museum Wina
Museum ini menyimpan lukisan dari kisah Kara Mustafa di Bukit Kahlenberg. Tidak diketahui siapa senimannya, namun lukisan dipastikan sudah ada sejak 1696.
Kara Mustafa digambarkan sebagai sosok pria bermata sayu yang mengenakan turban putih berjubah merah.
5 Roti Croissant
Banyak orang mengira bahwa roti croissant berasal dari Prancis. Padahal, makanan berbentuk bulan sabit itu berasal dari Austria dan dibuat untuk merayakan kemenangan Pasukan Kristen mengalahkan Ottoman yang mengepung Kota Wina.
Kala itu, para tukang roti sedang membuat roti ketika pasukan Ottoman mencoba masuk ke Wina melalui terowongan bawah tanah. Terowongan kemudian meledak dan menjadi senjata makan tuan bagi pasukan Ottoman.
Para tukang roti yang sedang bekerja akhirnya membuat roti croissant yang terinspirasi dari bentuk bulan sabit di bendera Ottoman. []
SUMBER: DREAM