Oleh: M. Fibra Wijaya
fibrawijaya@gmail.com
MUHARRAM. Bulan awal di tahun baru hijriah dihitung semenjak Rasulullah SAW berhijrah dari mekah ke madinah. Kalender Hijriah ini mulai ditetapkan kala kepemimpinan khalifah Umar Bin Khattab.
Hijrah secara bahasa umum yaitu berpindah dari suatu tempat ke tempat lain. Hijrah terbagi menjadi dua, hijrah makkani dan hijrah ma’nawi. Rasulullah SAW bersabda “ Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan segala larangan Allah SWT”. (HR. Bukhari)
BACA JUGA: Apa Pentingnya Hijrah dalam Sejarah Islam?
Dalam konteks sekarang ini, pemaknaan hijrah tentu bukan selalu indentik dengan meninggalkan kampong halaman seperti yang dilakukan Rasulullah SAW dan para sahab tnya, tetapi pemaknaan hijrah lebih kepada nilai-nilai dan spirit berhijrah itu sendiri, karena hijrah dalam arti seperti ini tidak akan pernah berhenti sampai kapan pun.
Lalu apa hikmah berhijrah itu sendiri?
Pertama: menjaga keimanan, artinya bahwa di saat keimanan kita terancam oleh tekanan-tekanan luar maka kita harus berhijrah untuk menyelamatkan keimanan tersebut. Seperti yang dilakukan Rasulullah SAW, ketika saat itu situasi mekah tidak lagi memungkinkan untuk berdakwah dan menjaga keimanan maka beliau berhijrah demi menjaga keimanan tersebut.
Kedua: hijrah mengandung rasa persaudaraan yang tinggi, seperti yang telah dicontohkan Rasulullah SAW ketika mempersaudarakan kaum muhajirin dan kaum anshor, bahkan beliau telah membina hubungan baik dengan beberapa kelompok yahudi yang hidup di madinah pada saat itu.
Ketiga: mengandung spirit perjuangan yang tinggi, yaitu semangat berhijrah dari hal-hal yang buruk ke yang lebih baik, dari yang sudah baik menuju yang lebih baik lagi. Dan ketika para sahabat Rasulullah SAW rela meninggalkan harta bendanya demi untuk menjaga akidah yang lurus dari kecaman orang-orang kafir Quraisy.
BACA JUGA: The Merciful Hijrah
Dengan demikian hijrah secara maknawi akan terus terjadi sampai kapan pun. Bahwa nilai dan semangat hijrah harus kita bawa dan kita implimentasikan dalam kehidupan kita sehari-hari, kita pada saat ini memang tidak lagi hijrah tempat, akan tetapi kita harus selalu berhijrah dari perbuatan-perbuatan yang maksiat, yang bathil menuju perbuatan yang diridhoi oleh Allah SWT yaitu jalan yang lurus. []
RENUNGAN adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim tulisan Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari RENUNGAN di luar tanggung jawab redaksi Islampos.