ALQURAN adalah petunjuk bagi umat Islam. Di dalamnya terkandung banyak pelajaran dan hikmah. Dari ribuan ayat alquran, masih banyak hikmah yang belum terungkap. Kisah orang terdahulu sangat dominan, sedangkan ayat-ayat hukum tidak sebanyak ayat kisah. Dalam banyak ayat Allah swt berpesan kepada Muhammad saw melalui kisah-kisah para pendahulunya supaya diambil pelajaran. Lalu beliau mendakwahkan kepada umatnya hikmah yang terkandung di dalamnya.
BACA JUGA: Ini Nama Lain Burung Hud-hud di Indonesia
Kisah burung Hud-hud salah satu kisah yang menginspirasi dalam alquran. Hud-hud merupakan salah satu hewan yang patut dijadikan contoh oleh kita. Kisah lengkapnya terdapat pada surat Annaml ayat 21-27. Kala itu Nabi Sulaiman as sedang mengumpulkan prajuritnya yang terdiri hewan, jin, dsb. Mukjizat yang Allah swt berikan kepadanya memungkinkan untuk memiliki prajurit dari beragam jenis makhluk hidup. Saat memanggil satu per satu, ditemukanlah burung Hud-hud yang tidak berada dalam barisan. Sulaiman as naik pitam, ia mempertanyakan keberadaan Hud-hud, sampai ia mengancam akan menghukum dan menyemblih burung kecil ini jika didapati tidak hadir karena alasan yang jelas.
Tak lama kemudian burung Hud-hud tiba, lalu memberikan alasan kepada Sulaiman as. Hud-hud menjelaskan bahwa dirinya sampai pada sebuah negeri Saba (sekitar Yaman) dan menemukan seorang pemimpin wanita yang dianugerahi singgasana yang besar. “Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari selain Allah swt” lanjut Hud-hud. Sang nabi tidak lantas percaya, ia meminta si burung untuk memberikan bukti yang nyata.
Singkat cerita burung kecil ini diperintahkan untuk mengirim surat nabi Sulaiman as yang berisikan ajakan untuk menyembah hanya kepada Allah swt. Ia terbang dari Palestina menuju Yaman menjalankan tugasnya. Surat pun dibacakan oleh Ratu bersama para menterinya dan mereka meragukan sekuat apa kerajaan Sulaiman as sampai berani mengajak mereka untuk mengikutinya. Mereka bersiap untuk perang dan prajurit Sulaiman as berhasil menundukan kerajaan besar hingga tunduk kepada Allah swt.
Burung Hud-hud adalah etalase kecil sebagai gambaran kesetiaan dan peran dalam kehidupan. Burung kecil ini berada dalam keadaan terjepit antara membuktikan kebenaran beritanya atau mati karena absen saat berkumpul. Namun berhasil membuktikan dan menjadi sebab tunduknya sebuah kerajaan. Tubuhnya yang mungil tidak membuatnya mengeluh atau merasa kecil. Sebab Allah swt menciptakan makhluk dengan potensi, tabiat, tugas dan tujuannya.
BACA JUGA: Pengorbanan Burung Hud-Hud
Hud-hud berani bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Sekalipun harus kembali menuju tempat yang amat jauh. Ia menyadari peluang dakwah yang bisa dilakukannya. Mungkin sulit seekor burung kecil untuk ikut berperang. Namun kreativitas dakwah dan inisiatifnya justru menjadi peran penting atas keberhasilan prajurit Sulaiman as.
Keberanian Hud-hud menyampaikan informasi besar ini jelas bukan pekerjaan kecil. Sebab informasi yang disampaikannya ia harus menanggung kelelahan. Sangat berbanding terbalik dengan sekarang, dimana sebagian orang mengurungkan niatnya untuk menyampaikan ide, karena tidak mau menanggung beban atas idenya. Lebih memilih zona nyaman dan menelantarkan kemampuan yang dimilikinya. Jelas berbeda dengan Hud-hud yang rela berkorban dengan tenaga dan keringatnya, bahkan hampir mengorbankan nyawanya. []
Oleh: Azhar Rijal
Forum Linkar Pena (FLP) Kuningan
Blog: http://www.azharrijal.com/
IG : @azharrijal