DENGAN bekal keyakinan terhadap takdir yang telah ditentukan Allah SWT. Seorang Mukmin tidak pernah frustasi dalam kehidupannya, dan tidak berbangga diri dengan apa-apa yang telah diberikan Allah SWT.
Dengan kita memahami qadha dan qadar, kita akan memiliki pribadi yang mau bekerja keras dalam meraih sesuatu.
BACA JUGA: Teka-Teki Qadha dan Qadar
Di balik kita meyakini, kita pun seakan tidak ingat akan hikmah yang sesungguhnya, bahwa dalam pemahaman pada qada dan qadar kita tidak akan memiliki prasangka buruk, baik kepada Allah maupun kepada Mahluk-Nya.
Sesunguhnya Allah telah menggariskan hukum-Nya dalam qada dan qadar. Dengan pemahaman yang benar pula kita dapat menjadi pribadi yang optimis dengan melakukan do’a dan ikhtiar serta tawakal.
Kita pun dapat menyadari bahwa Allah telah membekalli manusia dengan berbagai perangkat untuk kehidupannya. Bila kita mampu untuk menggunakannya dengan baik, tentu hasilnya pun akan optimal.
Menyadari bahwa kita diciptakan berbeda-beda diantaranya untuk saling bekerja sama.
Manusia berhak untuk melakukan sesuatu. Dengan kesadaran itu, maka konsekuensi yang akan diterima di akhirat kelak baik berupa ganjaran syurga dan neraka menjadi niscaya bagi setiap manusia.
BACA JUGA: Ini Pendapat Ulama tentang Lailatul Qadar
Keberhasilan atau kesuksesan bukan sebuah khayalan karena bila kita mau berusaha Allah telah membuka jalan-Nya.
Allah tidak pernah menjadikan sesuatu dengan sia-sia. Oleh karena itu, manusia tinggal mempergunakan karunia tersebut dengan sebaik-baiknya. []
Sumber : Aqidah/Ade Miftah&Deden Zaenal/Yayasan Al-Qudsiyah