JAKARTA—Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin telah mengatakan alasan mengapa Indonesia selalu memberi perhatian terhadap persoalan Palestina. Keterangan ini ia sampaikan ketika menjadi pembicara pada Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) di Jakarta pada Jum’at (15/12/2017).
Mengutip situs resmi Kemenag, menag menyebut ada sejumlah alasan kenapa Indonesia selalu membela Palestina. Pertama, konstitusi Indonesia menyatakan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa.
“Sekarang, sudah tidak eranya lagi penjajahan. Ini adalah era globalisasi, era di mana sekat-sekat administrasi wilayah geografis tidak secara kaku membatasi kita. Sehingga saat ini, semangatnya adalah semangat untuk bersinergi dan bekerjasama” terang Menag di hadapan 80-an wartawan berbagai media.
Alasan kedua, lanjut Menag, Indonesia adalah bangsa religius. Dalam agama, ada penolakan terhadap pelanggaran hak asasi manusia suatu bangsa oleh bangsa lain. “Semua agama, tidak membenarkan penjajahan,” imbuh Menag.
Menag melihat, tidak bisa dipungkiri bahwa Yerusalem adalah Kota 3 agama besar dunia (Yahudi, Nasrani dan Islam). Indonesia sebagai bangsa dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia, dengan keberadaan Masjid Aqsa di Yerusalem, mempunyai keterikatan.
“Masjid al-Aqsa adalah satu-satunya Masjid yang kedudukannya hampir sama dengan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Awal Islam, Masjid Aqsa (Baitul Maqdis) bahkan menjadi kiblat shalat lebih dari 10 tahun. Rasulullah SAW pun melakukan Mi’raj dari Yerusalem. Sangat wajar jika Umat Islam mempunyai keterkaitan kuat dengan Yerusalem,” tandas Menag.
Menag juga mengingatkan, bahwa Palestina memberi dukungan atas Kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada 4 September 1944.
Pada Forum yang mengangkat tema; Indonesia Bersama Palestina tersebut, selain Menag, hadir juga Taher Hamad (Minister Counsellor of The State of Palestine) dan Sunarko (Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri) sebagai nara sumber.
Taher berterima kepada rakyat dan pemerintah Indonesia yang selalu membela Palestina untuk merdeka. Taher tak lupa menceritakan sejarah Palestina dan sejarah Israel yang hingga kini menjajah Palestina. []