PADA dasarnya, semua penyakit dapat disembuhkan dengan ruqyah. Namun, untuk penyakit-penyakit jasmani dianjurkan untuk mencari obatnya yang cocok dari material-material yang ada sambil berdoa memohon kesembuhan kepada Allah.
Dalam tradisi umat Islam, khususnya di Indonesia, ruqyah selalu digunakan untuk penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh setan, baik melalui cara-cara menciptakan perasaan was-was maupun dengan merasuk ke dalam tubuh. Inilah yang akan diuraikan pada bagian ini, insya Allah.
Hakikat Penyakit Was-was dan kesurupan
Para ulama salaf mengakui bahwa jin dapat merasuk ke dalam jasad manusia karena adanya wahyu yang mensinyalir hal tersebut. Namun, kalangan rasional islam, khususnya kaum muktazilah, sebagaimana dikemukakan Ibrahim Kamal, bahwa kesurupan yang sering dialami seseorang bukanlah karena melihat sesuatu dalam alam sadarnya.
Di samping itu, ada pula pendapat yang mencoba mengambil jalan tengah dengan melihatnya dari sudut pandang agama dan ilmu pengetahuan. Pendapat ini dari satu sisi mengakui bahwa jin tidak mungkin merasuki manusia tetapi di sisi lain juga menyetujui bahwa penyakit was-was itu memang ada dalam kenyataan.
Mereka mengatakan bahwa jin dapat menghembuskan perasaan was-was dalam dada manusia. Perasaan was-was merupakan potensi dalam jiwa manusia dan kalau sudah muncul lalu dibenarkan dan diikuti informasinya, maka bisikan-bisikan jin atau setan itu akan menggiring manusia untuk berbuat mengikuti bisikan dan sugesti tersebut. Inilah yang sering digunakan atau dimanfaatkan oleh para ahli hipnotis. Sugesti yang dilakukan oleh ahli hipnotis kepada seseorang akan mengendalikan orang tersebut sesuai dengan keinginannya.
Pengaruh hipnotis tersebut dapat berlangsung hanya beberapa saat, tetapi juga dapat berlangsung lama. Demikianlah halnya antara manusia dan jin. Jin dapat diposisikan sebagai tukang hipnotis dan objeknya adalah manusia. Jin atau setan kemudian melakukan sugesti atau bisikan-bisikan sesuai dengan keinginannya kepada manusia tersebut. Bila menusia mengikuti keinginan setan, maka dalam keadaan itulah ia akan dapat berbuat sesuatu yang di luar kendali kesadarannya, seperti halnya orang gila.
Namun, apapun alasannya, pendapat tersebut di satu sisi dapat dibenarkan. Namun, suatu hal yang pasti bahwa jin atau setan dalam mengganggu manusia tidak hanya pada tingkat perasaan saja, tetapi lebih dari itu. Mereka dapat merasuki manusia untuk merusak akal pikirannya, sehingga perbuatan-perbuatannya menyalahi dan melampaui perbuatan orang waras.
Seseorang yang terkena penyakit was-was senantiasa merasa ragu-ragu atas keabsahan suatu ibadah yang telah dilakukannya, misalnya ketika selesai berwudhu, tiba-tiba saja muncul perasaan bahwa wudhunya itu belum sempurna atau belum sah sehingga biasanya melakukan wudhu berkali-kali untuk satu shalat fardhu. Perasaannya senantiasa tidak yakin atas apa yang telah dilakukannya.
Kemudian bagaimanakah membedakan antara orang yang terkena penyakit was-was dengan orang kesurupan? Berikut beberapa hal yang membedakan antara was-was dan kesurupan:
1. Orang was-was tidak mungkin disembuhkan dengan hanya satu kali pengobatan, sedangkan orang kesurupan dapat disadarkan dengan satu kali atau beberapa kali pengobatan.
2. Orang was-was yang telah sembuh setelah melalui beberapa kali terapi, suatu saat kemungkinan untuk muncul kembali sangat besar, sedangkan orang yang kesurupan jarang sekali kambuh kembali setelah diobati.
3. Orang was-was membutuhkan penyembuhan melalui terapi psikologis, sementara orang kesurupan tidak memerlukan terapi psikologis, tetapi bila dibacakan ayat-ayat Al-Qur’an tertentu, atau teknik tertentu maka jin yang merasukinya akan berteriak-teriak dan meminta dihentikan bacaan atau kegiatan tersebut.
4. Yang membisikan rasa was-was akan menggunakan bahasa yang umum digunakan oleh penderita sehingga ucapan-ucapannya dapat dimengerti, tetapi orang kesurupan terkadang menggunakan bahasa yang aneh, bahkan dengan bahasa yang tidak dapat dipahami oleh orang sekitarnya.
5. Orang was-was tidak akan kehilangan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya, sementara orang kesurupan lupa atas pengetahuan itu dan mengemukakan informasi lain.
6. Orang was-was kalau dipukul akan merasakan sakit, dan mungkin dapat bertahan lama, sementara orang kesurupan bila dipukul, maka tidak merasakan apa-apa selama jin masih ada dalam tubuhnya. Rasa sakit akan ia rasakan manakala jin sudah keluar dari tubuhnya. []
Diasuh oleh Oleh: Yudhistira Adi Maulana, Penggagas rumah sehat Bekam Ruqyah Centre Purwakarta yang berasaskan pengobatan Thibbunnabawi. Alamat: Jl. Veteran No. 106, Kebon Kolot Purwakarta, Jawa Barat, Telf. 0264-205794. Untuk pertanyaan bisa melalui SMS 0817 920 7630 atau PIN BB 26A D4A 15.