SEGALA sesuatu memiliki konsekuensi begitu pula dengan kehidupan, ternyata ada tiga kepastian hidup dalam Islam yang harus kita perhatikan.
Hal itu sebagaimana Jibril berkata kepada Nabi Muhammad ﷺ,
“Hiduplah semaumu, tetapi kelak engkau pasti mati. Cintai siapa saja, tetapi engkau akan berpisah dengannya. Beramallah semaumu, tetapi engkau pasti mendapat balasannya.”
Inilah penjelasan dari tiga kepastian hidup dalam Islam:
1. Kepastian Hidup dalam Islam: Hidup Semaumu, Tapi Kelak Pasti Mati
Hal ini Allah sampaikan dalam Al-Qur’an,
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya,” (QS Ali Imran: 185).
Maka apa pun yang seorang muslim lakukan di dunia ini tidaklah abadi. Semua manusia ada batasnya dan akan dipertemukan dengan ajalnya di waktu yang Allah tentukan.
Maka seorang muslim tidak bisa hidup layaknya bisa hidup selamanya. Waktu yang Allah berikan kepada setiap muslim hendaknya dipergunakan sebaik mungkin.
Pagi, siang dan malam hendaknya kita menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Karena kita tidak pernah tahu kapan mati itu datang.
Jangan sampai seorang muslim menjadi hamba yang menyesal dikemudian hari dan ingin kembali untuk menebus semua kesalahan-kesalahan di dunia.
Segala sesuatu ada konsekuensinya. Yang baik akan mendapat kebaikan dan yang buruk akan mendapatkan hal yang buruk pula.
BACA JUGA: Ketika Shalat Menjadi Kebiasaan Maka Sukses akan Menjadi Kepastian
2. Kepastian Hidup dalam Islam: Cintai Siapa Saja, Tapi Engkau Akan Berpisah
Seperti yang dibahas pada poin sebelumnya bahwa setiap manusia pasti akan mati. Maka di poin ini menunjukkan bahwa seorang muslim akan berpisah dengan siapa pun yang dicintai sebab kematian.
Maka tiada tempat untuk melimpahkan segala rasa kecuali hanya kepada Allah seluruhnya. Hanya kepada Allah kita bersandar dan berharap.
Karena manusia itu terbatas dan akan pergi. Maka cintai seseorang secukupnya, jadikan semua rasa cinta terfokus hanya kepada-Nya.
Sebagaimana doa Rasulullah ﷺ,
“Ya Allah yang maha menggerakkan hati. Gerakkan hati kami untuk beribadah kepada-Mu.” (HR Muslim).
Mudah-mudahan kita termasuk dari orang-orang yang bisa menjaga hati dan mengetahui batasan.
https://www.youtube.com/watch?v=oh7z2BJADx8
3. Kepastian Hidup dalam Islam: Beramal Semaumu, Engkau Pasti Mendapat Balasan
Segala sesuatu yang seorang muslim lakukan pastilah akan mendapat balasan dari Allah SWT. Hal ini sesuai dengan QS. Al-Zalzalah: 7-8),
“Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya”.
Sekecil apa pun amal yang dilaksanakan pasti Allah akan gantikan dengan balasan-balasan sesuai dengan baik buruknya amal tersebut.
Maka janganlah seorang muslim lalai dari kewajibannya sebagai seorang hamba. Karena segala sesuatu tidak akan luput dari perhatian-Nya.
Allah pun berfirman,
“Barang siapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan tidak mendapat pelindung dan tidak (pila) penolong baginya selain dari Allah.” (QS. An-Nisaa: 123).
Seorang muslim akan mendapatkan balasan sesuai amal ibadahnya. Bagi orang yang taat kepada Allah paslah akan mendapatkan pintu rahmat dan juga kebahagiaan.
Bahkan balasan bukan hanya didapat di akhirat saja, tapi dunia pun Allah jadikan sebagai tempat untuk memberikan balasan akan perbuatan seorang hamba.
Sebagai contoh adalah Allah berikan kemudahan akan musibah dan bencana yang sedang dihadapi. Allah pun mencukupi dan menjaga seorang hamba. Bukan hanya itu, Allah juga menolong hambanya yang kesulitan.
Allah pun akan memberikan surga bagi hambanya yang beramal baik, Sebaliknya akan ada neraka bagi hambanya yang beramal buruk. Itulah Maha Baik Allah dan Maha Adil.
Andai seorang muslim bisa melihat dan memaknai tiga poin di atas, maka mudah-mudahan dapat mengantarkan pada ketaatan yang menyeluruh.
Tak lupa untuk memetik hikmah dari segala kepastian hidup dalam Islam ini. Yaitu mulai dari mengingat mati, menjaga hati dan beramal baik sebanyak-banyaknya.
SUMBER: Nasha ‘ih al-‘ibad fi Bayani Alfahzi al-Munabbihat’ala Isti’dad Li Yaum al-Ma’ad | Oleh: Syekh Nawawi al-batani | Penerjemah: Fuad Saifudin Nur | WALIPUSTAKA | 2016