SEBELUM wafat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memutuskan mengirim pasukan ke Syam yang dipimpin oleh Usamah bin Zaid untuk membebaskan negeri itu dari jajahan bangsa Romawi. Keputusan Rasulullah tersebut kemudian diteruskan oleh Abu Bakar setelah ia diangkat menjadi khalifah. Usamah yang kala itu masih berusia sekitar 19 atau 20 tahun itu sudah dipercaya oleh Rasulullah menjadi panglima perang, begitu juga Abu Bakar. Sikap dan kepercayaan Abu Bakar kepada Usamah di antaranya:
BACA JUGA: Abu Bakar pun Memeluk Jasad Rasulullah
1. Abu Bakar melepas keberangkatan pasukan Usamah dengan berjalan kaki, sedangkan Usamah berada di atas kudanya.
2. Abu Bakar saat itu berumur 60 tahun, terpaut 40 tahun dari usia Usamah. Apa yang dilakukan Abu Bakar seakan sedang mengatakan kepada kaum muslimin, “Lihatlah wahai kaum muslimin, aku tak malu berjalan kaki sedang Usamah berada di atas kudanya, meskipun aku khalifah.” Ini sungguh suatu sikap berjiwa besar dari Abu Bakar dan menunjukan totalitasnya dalam mempercayakan kepemimpinan perang pada Usamah, begitu juga halnya dengan pesan Rasulullah.
3. Penegasan terhadap kepemimpinan Usamah yang harus diikuti dan ditaati, meski usianya masih sangat muda. Namun ia telah ditunjuk langsung oleh Rasulullah sebagai panglima perang.
4. Sebelum Abu Bakar menjadi khalifah, Umar bin Khattab adalah salah satu sahabat yang tergabung dalam pasukan Usamah.
5. Setelah Abu Bakar menjadi khalifah, Abu Bakar tetap meminta izin kepada Usamah perihal Umar untuk tetap berada di Madinah.
BACA JUGA: Tantangan Duel Abdurrahman kepada Ayahnya Abu Bakar
Sungguh sikap luar biasa yang ditunjukan Abu Bakar terhadap Usamah. Dan kehormatan bagi Usamah bin Zaid akan apa yang telah menjadi amanahnya. Tugas kita sekarang adalah meneruskan perjuangan itu, tanggung jawab bagi setiap kaum muslimin, khususnya para pemuda. []
Sumber: DR. Ahmad Hatta MA., dkk. Januari 2015. The Golden Story of Abu Bakar Ash-Shiddiq. Jakarta Timur: Maghfirah Pustaka.