BELANDA—Kepala Polisi Amsterdam dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk mengizinkan pemakaian jilbab sebagai bagian dari seragam polisi. Langkah ini diharapan bisa melibatkan petugas dengan latar belakang pengungsi.
“Kami tengah menggodok rencana ini,” kata Perwira Senior Pieter-Jaap Aalbersberg kepada koran Dutch News, Kamis (18/5/2017).
“Jika kita ingin merekrut petugas dengan latar belakang migran, ini adalah langkah yang bisa berpengaruh,” kata Aalbersberg.
Aalbersberg mengatakan setengah dari kepolisian kota seharusnya memiliki latar belakang etnis minoritas agar lebih mencerminkan keberagaman warga kota.
Saat ini sekitar 52 persen penduduk Amsterdam memiliki akar “non-Belanda,” namun hanya 18 persen yang menjadi petugas polisi.
Untuk mengubahnya, para pejabat mempertimbangkan untuk menambahkan jilbab ke seragam tersebut. Saat ini petugas kepolisian tidak diperkenankan memakai simbol agama.
“Aturan untuk penerimaan petugas polisi Amsterdam telah berubah. Saya pikir langkah ini adalah topik yang rentan untuk diperdebatkan, namun bagus untuk keberagaman, ”pungkas Aalsberg.
Petugas polisi ANPV mengatakan bahwa kepala polisi kota seharusnya tidak terlalu cepat untuk mengizinkan penggunaan hijab.
Populasi Muslim telah mencapai satu juta dari 16 juta penduduk Belanda, kebanyakan mereka berasal dari Turki dan Maroko. []