“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barang siapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.” (Qs an-Nisa` [4] : 80)
SEBELUM wafatnya Nabi, Usamah bin Zaid diperintahkan untuk memimpin pasukan ke perbatasan Baqa dengan Darum di Palestina. Ia juga ditugaskan untuk menyerang musuh ketika pagi hari dan mengamankan wilayah tersebut.
Penyerangan itu dilakukan karena Nabi takut jika Kaum Muslimin akan diserang. Keputusan itu mendapat banyak keresahan pada Kaum Muslimin. Disebabkan yang dipilih Nabi sebagai pemimpin pasukan perang, dianggap kurang berpengalaman dan genap belum berusia 20 tahun.
BACA JUGA: Cinta Nabi untuk Usamah bin Zaid
Mengetahui keresahan para sahabatnya, Nabi yang waktu itu tengah sakit menegaskan kepada mereka, “Saudara-saudara, laksanakanlah keberangkatan Usamah. Demi hidupku yang berada di tangannya, kalian berbicara tentang kepemimpinan sebagaimana kalian telah berbicara tentang kepemimpinan ayahnya dulu. Dia sudah pantas memegang pimpinan, seperti ayahnya dulu. Dia sudah pantas memegang pimpinan.”
Sampai wafatnya Nabi, para sahabat masih tetap mempertanyakan tentang keputusan Nabi. Hingga itu membuat Abu Bakar marah dan ucapnya, “Demi nyawa Abu Bakar, sekiranya ada serigala akan menerkamku, niscaya akan ku teruskan pengiriman pasukan Usamah ini seperti yang diperintahkan Nabi Muhammad. Sekalipun di kota ini sudah tak ada lagi orang selain aku, pasti aku laksanakan juga”
Setelah Usamah melihat kemarahan Abu Bakar, maka ia meminta izin ingin membawa pasukannya kembali. Agar penyergapan terhadap Kaum Musyrikin berhasil dan tak berbalik senjata padanya.
Namun orang-orang Anshar itu berkata pada Umar, “Kalau kita harus meneruskan perjalanan juga, sampaikan permintaan kami supaya yang memimpin kita ini orang yang lebih tua usianya dari Usamah.” Ketika pesan itu sampai pada Abu Bakar semakin marahlah ia dan katanya, “Sekiranya yang akan menyerangku itu anjing atau serigala, aku tidak akan mundur dari keputusan yang yang sudah diambil oleh Nabi.”
Kemarahannya bertambah parah bahkan hingga ia berdiri dari tempat duduknya seraya berkata, “Celakalah kau Umar! Seorang Rasul yang telah mengangkatnya, lalu apakah aku akan mencabutnya?”
BACA JUGA: Usamah bin Zaid, Panglima Perang Termuda
Setelah itu Umar menyampaikan kepada para sahabat lainnya, “Teruskan! Karena usul kalian itulah Khalifah marah padaku.”
Hal ini cobaan yang dihadapi oleh Khalifah pertama yang baru saja memegang jabatannya. Meski para sahabat masih meragukan Usamah namun mereka tetap menjalankannya penyerangan kepada Kaum Musyrikin. Karena berpegang pada amanah Nabi akhirnya keputusan tepat itu membuahkan hasil, sebab Kaum Muslimin meraih kemenangan besar di bawah komando seorang remaja. Hingga dalam sejarah Islam tercatat pula tokoh-tokoh muda yang meneruskan perjuangan Nabi dalam menegakkan Islam. []
Sumber: Oase Kehidupan, Merujuk Kisah-Kisah Hikmah Sebagai Teladan/Penerbit: Marja/Penulis:Abu Dzikra – Sodik Hasanuddin, 2013