BERDUSTA merupakan salah satu sikap yang termasuk kategori perbuatan tercela. Di mana perilaku yang membohongi orang lain menjadikan salah satu pihak dirugikan. Selain orang lain yang tertipu, dirinya pun akan mersakan kerugian. Mengapa demikian?
Dalam hukum Islam terdapat larangan mengenai berdusta dan hukuman berat yang akan diperoleh oleh pelakunya.
Berikut Allah SWT berfirman, “Terkutulah orang-orang yang banyak berdusta,” (QS. Adz-Dzariyat: 10).
BACA JUGA: Hukum Bercanda tapi Berdusta
Sabda Rasulullah SAW: “Suatu khianat besar jika kamu berbicara pada kawanmu dan dia mempercayaimu sepenuhnya padahal dalam pembicaraan itu kamu berbohong padanya,” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).
“Seorang mukmin memiliki tabiat atas segala sifat aib, kecuali khianat dan dusta,” (HR. Al-Bazaar).
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud RA dari Nabi SAW bersabda:“Hendaklah kalian bersikap jujur karena kejujuran akan membawa kepada kebaikan dan kebaikan dapat mengantarkan ke surga. Sesungguhnya seseorang senantiasa jujur sehingga tertulis sebagai seorang yang jujur. Dan sesungguhnya dusta dapat menyeret kepada kejahatan dan kejahatan dapat menyeret ke dalam neraka. Sesungguhnya seseorang senantiasa berdusta hingga ditulis di sisi Allah sebagai pendusta,” (HR. Bukhari).
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin al-Ash RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Ada empat sifat jika keempatnya ada pada diri seseorang berarti ia orang munafik tulen. Dan apabila ia memiliki salah satu dari empat sifat ini berarti ia memiliki satu sifat munafik hingga ia meninggalkan sifat itu: Apabila diberi amanah ia berkhianat, jika berbicara ia berdusta, jika berjanji ia ingkari, dan jika bertengkar ia berbuat jahat,” (HR. Bukhari dan Muslim).
BACA JUGA: Suka Dusta
Diriwayatkan dari Samurah bin Jundab RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Aku melihat orang yang mendatangiku dan mereka berkata, ‘Orang yang engkau lihat mulutnya dikoyak tadi adalah seorang pendusta. Ia berbohong hingga kebohongannya tersebut dibebankan kepadanya sampai mencapai ufuk. Ia diberi beban seperti itu hingga hari kiamat’,” (HR. Bukhari). []
Sumber: 1001 Siksa Alam Kubur/Karya: Ust. Asan Sani ar Rafif/Penerbit: Kunci Iman