Oleh: Jufra Udo, penikmat literasi dan tinggal di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. (jufrado10@gmail.com)
DALAMÂ keseharian kita, acap mendengar jikalau kesabaran itu memiliki batas. Batas, apabila ia mulai tersudut lalu meluapkan pembalasan.
Jika seperti ini, apakah sabar itu benar-benar ada?
Saya jua masih ragu, bila sabar itu benar-benar nyata. Mungkin pula, sabar itu hanya keterbatasan bagi yang tak mampu membalas. Karena, bila sabar itu mutlak adanya, maka ia tidak akan berbatas, ketika diukur dalam konsepsi sikap.
Bukankah sesuatu yang berbatas itu setengah ada atau bahkan tidak ada?
Allah SWT juga telah berfirman dalam kalam-Nya, bahwasannya Dia akan bersama orang-orang yang bersabar.
Jelas, sabar itu ada. Dan memiliki kemandirian dalam bertindak. Sabar itu otonomi bila diukur dalam konsepsi bertindak kita.
Sabar yang berbatas hanya sekadar alasan mereka yang tidak mengidentifikasi letak kesabaran yang sesungguhnya.
Tidak ada alasan bagi siapapun untuk memakzulkan makna kesabaran. Hakikatnya, kesabaran adalah kepiawaian dalam pengelolaan emosi.
Jadi kesabaran itu ada dan tidak terbatas dalam konsepsi sikap dann tindakan. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word.Â