SIAPAPUN yang bertemu dengan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam akan terpesona karena kebaikan dan penampilan. Lebih akrab seseorang dengan Rasul, maka akan kian tertarik dan kagum.
Seperti itulah kesaksian Anas bin Malik r.a. “Aku tinggal dan membantu rumah tangga Nabi shalallahu alaihi wasallam selama sepuluh tahun, dan belum pernah beliau mengeluh ‘ah’ terhadapku. Belum juga beliau shalallahu alaihi wasallam menegurku, ‘Kenapa kamu lakukan ini atau kenapa tidak kau lakukan ini.” (HR. Ahmad).
BACA JUGA:Â Belajar Jadi Suami dari Nabi
Anas r.a. pun memberikan kesaksian tentang Rasul. “Rasulullah shalallahu alaihi wasallam adalah orang yang paling baik, paling dermawan, dan paling berani.” (HR. Ahmad).
Inilah yang mesti dipegang tiap mukmin. Bahwa, kebaikan sekecil apa pun mendapat balasan dari Allah Azza Wa Jalla. Dari sinilah, dasar kebaikan yang dilakukan bukan karena mengharap pujian, simpati, bahkan imbalan uang. Tapi, tulus karena ingin memberikan sesuatu yang terbaik buat ciptaan Yang Maha Pengasih, Allah Azza Wa Jalla.
Memang, tidak semua manusia mampu menangkap kebaikan sebagai sebuah hadiah besar dari seseorang. Tidak heran jika sebuah kebaikan tidak berbalas kebaikan. Bahkan, buat mereka yang hatinya tertutup dari cahaya Allah, kebaikan besar dari Yang Maha Besar pun terasa biasa-biasa saja. Tidak ada syukur. Apalagi dari sekadar manusia biasa.
Dari situlah, pemahaman bahwa kebaikan akan berbalas kebaikan yang lebih besar dari Allah Azza Wa Jalla sangat penting. Firman Allah Azza Wa Jalla, “Siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. 16: 97).
BACA JUGA:Â Hubungan Nabi dan Halimah As-Saadiah, Wanita Mulia dari Bani Saad
Dalam surah lain, Allah juga berfirman, “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” (QS. 55: 60).
Yang menarik, ada kebaikan yang terus mengalir karena sebab satu kebaikan. Sebuah pelajaran baik pada seseorang yang membuahkan perbuatan baik akan mengalirkan kebaikan pada si pendidik. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, “Orang yang memberi petunjuk kepada kebaikan sama pahalanya seperti orang yang melakukannya.” (HR. Bukhari). []