KARAWANG—Sabudi, nelayan Karawang berusia 30 tahun bercerita soal apa yang disaksikannya ketika berada di perairan Karawang di saat Lion Air PK-LQP nomor penerbangan JT-610 dinyatakan kandas.
Sabudi Desa Tanjung Pakis, Karawang yang merupakan salah satu saksi mata kecelakaan pesawat Lion Air JT-610, saat itu sedang berada di tengah laut di Tanjung Karawang.
Selepas subuh, Sabudi bersama nelayan lainnya melaut ke pantai Tanjung Pakis yang terletak di punggung Tanjung Karawang. Wilayah ini menjorok ke laut di bagian timur Jakarta. Tepat di ujung Jalan Raya Tanjung Pakis.
BACA JUGA: Mengaku Lihat Pesawat Lion Air Keluarkan Asap, Ini Cerita Wanita Driver Ojol
Ketika matahari mulai meninggi, saat para nelayan tengah serius menjaring udang. Di langit, Sabudi menyaksikan pesawat berwarna putih dengan corak oranye terbang cukup rendah.
Pesawat itu, kisah Sabudi, nampak tengah berputar dan hendak berbelok. Namun, ketika sudah berbelok, pesawat justru menukik ke laut.
“Setelah berputar, pesawat oleng dan menukik tajam, lalu terjatuh menabrak air laut,” kata Sabudi saat bercerita kepada sejumlah awak media di posko taktis Tanjung Pakis, Karawang, Rabu (31/10/2018).
Ketika pesawat menyentuh laut, Sabudi mendengar suara yang teramat keras. “Seketika terdengar ledakan seperti suara petir yang kerasnya tiga kali lipat,” ujar dia.
Dirinya mengaku sangat terkejut dengan apa yang telah dilihatnya. Dia bersama nelayan lainnya memutuskan kembai ke pesisir pantai, tidak berani mendekati lokasi asal sumber suara itu.
Jarak tempuh antara lokasi di mana dirinya mencari udang dengan pantai adalah sekitar tiga jam perjalanan. Setibanya di pantai, Sabudi kaget. Karena, pesisir Pantai Tanjung Pakis yang biasanya sepi mendadak ramai dikerumuni warga.
Berjajar kendaraan milik polisi, TNI, ambulans, dan kendaraan pribadi di hamparan pasir pantai Tanjung Karawang. Ketika itu, ia langsung melapor kepada petugas yang ada bahwa dirinya menyaksikan pesawat jatuh.
“Saya diminta petugas kepolisian untuk kembali ke laut dan menunjukkan lokasi jatuhnya pesawat tersebut,” kata dia.
Setelah tiga jam perjalanan menggunakan perahu, Sabudi bersama tim menemukan area jatuhnya pesawat Boeing 737 Max 8 tersebut. Serpihan pesawat berhasil ditemukan, begitu pula dengan beberapa bagian tubuh korban.
BACA JUGA: Posting soal Lion Air, Mustofa Nahra Dicecar 30 Pertanyaan oleh Polisi
Tak berselang lama, puluhan perahu mendatangi lokasi yang ditunjukkan Sabudi. Sampai saat ini, lokasi tersebut menjadi area prioritas pencarian korban dan badan pesawat Lion Air.
Sementara itu, Ni’man nelayan berusia 50 tahun yang melaut bersama Sabudi, juga tidak menyangka bahwa dirinya akan menyaksikan peristiwa besar dalam hidupnya.
Apalagi, kejadian tersebut berkaitan dengan jatuhnya pesawat Lion Air yang membawa 181 penumpang dari Jakarta menuju Pangkal Pinang.
“Baru dua kali dalam hidup saya melihat peristiwa besar. Pertama, saat ada ikan paus terdampar pada 2012 lalu, kemudian kemarin pesawat jatuh,” ujar Ni’man. []
SUMBER: REPUBLIKA