SELAIN kesalahan pokok dalam mendidik anak yang telah dijelaskan pada tulisan sebelumnya, maka ada beberapa kesalahan dalam mendidik anak yang sering dilakukan orang tua.
Kesalahan Dalam Mendidik Anak yang Pertama: Orang Tua Yang Tidak Bisa Menjadi Qudwah Hasanah (Teladan Yang Baik)
Kesalahan dalam mendidik berikutnya adalah tidak menjadi Qudwah Hasanah (teladan yang baik) bagi anaknya.
Realita yang terjadi orang tua tidak bisa menjadi contoh yang baik padahal anak itu ibarat spon yang menyerap apapun di sekitarnya. Dalam mendidik ternyata teladan yang baik itu lebih diutamakan daripada nasehat yang baik.
Sebagaimana ulama pernah mengatakan bahwa contoh yang baik itu lebih efektif daripada ribuan nasihat.
Dalam poin ini ada beberapa pijakan yang harus dilakukan oleh orang tua.
1. Pijakan pertama
Terdapat dalam Al-Qur’an QS. At- Tahrim: 6 bahwa seruan pertama kali adalah menjauhkan diri dan keluarga dari api neraka.
2. Pijakan kedua
Seseorang yang tidak mampu memperhatikan diri maka lebih sulit lagi memperhatikan orang lain.
Contohnya, saat di pesawat seseorang sebelum bisa menolong jiwa orang lain maka dia harus menolong jiwanya terlebih dahulu (baik memakai oksigen, menyiapkan pelampung dan lain sebagainya)
3. Pijakan ketiga
Mengawali perbaikan diri sendiri karena sulit mensholihkan orang jika diri tidak mengetahui ilmu dan amal.
4. Pijakan keempat
Ilmu tidak akan bermanfaat jika tidak diamalkan. Amal tanpa ilmu juga akan membuat tersesat. Sedangkan ilmu yang diamalkan akan menjadi teladan. Kelak di akhirat yang akan ditanyakan sejatinya bukanlah ilmu melainkan amalannya.
BACA JUGA:Â 3 Kesalahan Besar Orangtua Muslim pada Anaknya
5. Pijakan kelima
Orang tua adalah wujud konkret dari suatu konsep pendidikan atau pengajaran. Sementara keteladanan adalah wujud konkret suatu ilmu yang lebih mudah ditiru. Makanya Allah menurunkan Wahyu kepada sosok manusia dan bukan dari kalangan malaikat atau jin yakni para Nabi dan Rasul Supaya bisa menjadi role mode yang bisa ditiru atau dicontoh oleh manusia. Dan tidak ada alasan lagi bagi kita tidak mampu mencontohnya. Yakni menjadikan akhlak Rasul sebagai cerminan (akhlak beliau adalah Al-Qur’an).
6. Pijakan keenam
Anak adalah peniru atau pencontoh ulung baik apa yang didengarnya ataupun apa yang dilihatnya. Oleh karena itu anak harus pintar memilih teman.
Kesalahan Dalam Mendidik Anak yang Kedua: Tidak Ada Kerjasama dan Berbagai Peran Antara Suami dan Istri
Dari kesalahan ini setidaknya ada beberapa pijakan bagi orang tua:
1. Peran suami itu lebih besar daripada istri.
Karena ia bertanggung jawab kepada semuanya. Baik istri, anak, dan semua orang yang ada dalam rumahnya.
2. Mendidik juga ada pada laki-laki.
Al-Qur’an memberikan gambaran bahwa pendidik hampir semuanya dari laki-laki atau sosok ayah.
Setidaknya ada 14 dialog antara ayah dan anaknya di dalam Al-Qur’an (Nabi Ibrahim, Nabi Yakub, Nabi Nuh, Lukman dan lain sebagainya). Sementara hanya ada 2 dialog antara anak dan ibunya. Yakni Maryam dan ibunda Nabi Musa alaihissalam.
3. Laki-laki adalah kepala sekolah atau nakhoda
4. Anak adalah buah hati suami dan istri
Jadi bukan anak salah satunya maka peran keduanya sangat dibutuhkan.
5. Anak butuh sosok ayah dan ibu untuk belajar gender, peran, dan tanggung jawab.
Bila absen salah satunya maka sangat mempengaruhi jiwa anak.
6. Istri bukan pelayan namun partner yang saling melengkapi.
7. Harus menyepakati metode pendidikan bersama (menyatukan tujuan)
Kesalahan Dalam Mendidik Anak yang Ketiga: Tidak Bijak Dalam Mendidik
Realitanya orang tua menginginkan pendidikan anaknya bermutu namun tergesa-gesa, paksakan, dan cara instan. Sehingga anak tumbuh bermasalah atau tidak baik. Sebagaimana bila kita perhatikan bangunan kalau di buru-buru mengerjakannya maka akan cepat retak. Atau seperti hewan ternak bila disuntik hormon supaya cepat gemuk maka akan menghasilkan kualitas yang buruk. Dan begitu pula sayur yang dibuat cepat matang maka akan menjadi cepat busuk.
Maka ada berapa pijakan bagi orang tua dalam hal berlaku bijak dalam mendidik.
1. Hikmah adalah kunci kesuksesan
2. Hikmah itu mampu meletakkan sesuatu pada tempatnya yang sesuai
3. Hikmah adalah
– Melakukan yang benar (harus mengetahui ilmunya)
– dilakukan dengan cara yang benar (metode) dan
– waktu yang tepat (memperhatikan momen)
4. Tiga rukun hikmah:
– Ta’alum: belajar
– Hilmu: santun/ lemah lembut
– Ta’ani: tidak tergesa-gesa
5. Hikmah mengharuskan adanya 5W 1H ( what, when, who, why, where, dan how)
6. Hikmah mengharuskan orang tua mengenal kondisi anaknya.
Baik potensi anak, bakat, kekurangan, keunikan keistimewaan, dan lain sebagainya.
7. Harus mengetahui prioritas.
Mana hal yang penting, yang kurang, atau yang tidak penting.
Kesalahan Dalam Mendidik yang Keempat: Tidak Punya Aturan dan Perhatian Dalam Mendidik Anak
Realitanya orang tua ada yang mendidik dengan ketat atau mengekang sehingga anak menjadi suka memberontak. Atau ada yang permisif atau serba membolehkan anak sehingga anak tidak mengenal aturan.
Dalam hal ini orang tua harus mempunyai pijakan diantaranya:
1. Memahami bahwa agama mengajarkan aturan (larangan dan perintah)
2. Perhatian tanpa aturan akan menjadikan anak tidak tahu dengan aturan (faudho)
3. Aturan tanpa perhatian akan melahirkan anak-anak yang memberontak (tammarud)
4. Sedangkan perhatian dan aturan akan membentuk respek dan tanggung jawab pada anak
5. Melibatkan anak untuk menyepakati aturan.
Kesalahan Dalam Mendidik Anak yang Kelima: Berlebihan di dalam Memberikan Hukuman
Realitanya banyak orang tua mudah memberi hukuman bahkan dengan kekerasan fisik karena marah, emosi, dan lain sebagainya.
Padahal hukuman bila sering diberikan kepada anak maka yang terjadi justru akan menghilangkan sensitivitasnya. Beranjak dari bahwa sesuatu yang sering digunakan akan menghilangkan sensitivitasnya.
Maka pijakan bagi orang tua dalam hal ini adalah:
1. Hukuman itu ta’dib (mengajarkan adab) sebagai bentuk perhatian. Bukan untuk ta’zib (menyiksa).
Dalam Islam tidak boleh menghukum dalam kondisi marah.
2. Hukuman itu bertingkat-tingkat sesuai dengan kesalahan anak
3. Hukuman tidak selalu dalam bentuk hukuman fisik atau bentakan. Namun bisa dengan memicingkan mata, memalingkan muka, dan lain sebagainya
4. Orang tua harus membuat langkah:
– memberitahukan terlebih dahulu aturannya.
– melakukan dengan bertahap
– atas dasar perbuatan
– konsisten dalam menghukumi/ tegas/tidak dengan ancaman kosong
– memaafkan anak jika bertaubat atau mengakui kesalahannya.
Karena tidaklah sesuatu langsung dikatakan kafir saat seseorang melakukan kekufuran atau dikatakan murtad saat melakukan keharaman.
Kesalahan Dalam Mendidik Anak yang Keenam: Berlebihan dalam Mengapresiasi dan Memuji
Realitanya orang tua senang memuji anaknya sehingga anak tumbuh sebagai orang yang gila dengan pujian.
Maka pijakan yang diketahui orang tua adalah:
1. Pahami bahwa semua terjadi atas kehendak/izin Allah
Allah yang memudahkan, Allah yang menyulitkan, Allah yang memberi, Allah yang melapangkan, dan Allah segala-galanya.
Saat diberi kelebihan maka katakan bahwa hadza min fadhli Rabbi (ini atas karunia Allah). (QS . An-Naml: 40). Kalimat ini adalah perkataan Nabi Sulaiman yang Allah karuniakan banyak kelebihan di dunia yang tidak diberikan kepada makhluk lain. Kenabian, hikmah, kerajaan yang besar, bisa menaklukkan jin/ makhluk lain, berbicara dengan hewan/ makhluk lain, dan masih banyak yang lainnya.
2. Apresiasi usahanya, bukan hasilnya
BACA JUGA:Â Â 4 Kesalahan Suami yang Membuat Istri Tidak Cantik Lagi
3. Hadiah tidak selalu materi.
Kalimat-kalimat yang baik seperti barakallahu fiik, jazakillah Khairan, serta doa terbaik adalah sejatinya lebih berharga daripada sekedar hadiah materi.
Disebutkan bahwa doa adalah puncak dari parenting.
4. Berilah pujian yang proporsional.
Karena bila berlebihan maka akan bahaya buat anak, dan bila pelit maka anak akan mencari perhatian.
5. Semua sandarkan bahwa hadiah itu adalah dari Allah yang dititipkan melalui ayah dan ibunya.
Demikianlah kesalahan yang sering terjadi dalam mendidik, semoga bermanfaat. Wallahul muwafik. []
Disarikan dari kajian parenting Imam Nawawi School Ciomas Bogor oleh Ustadz Abu Salma