TAK ada satupun manusia yang bisa bebas dari dosa. Sebuah kewajiban bagi seorang pendosa adalah bertaubat. Namun ternyata, sifatnya manusia yang banyak salah dan lupa, ada beberapa kesalahan dalam taubat seorang manusia.
Karena mereka diciptakan sepaket dengan hawa nafsu. Tidak seperti malaikat yang memang tidak diberikan hawa nafsu. Jadi wajar bila malaikat itu tidak pernah bermaksiat kepada Allah.
Imam Nawawi dalam kitabnya yang masyhur Riyadhus Shalihin menjelaskan bahwa seorang diterima taubatnya ketika memenuhi tiga syarat, diantaranya,
1. Merasa menyesal karena telah melakukan kemaksiatan.
2. Hendaklah menghentikan sama sekali -seketika itu juga- dari kemaksiatan yang dilakukan.
3. Berniat tidak akan kembali mengulangi perbuatan maksiat itu untuk selama-lamanya.
Namun ketiga syarat tersebut berlaku untuk dosa yang berhubungan dengan Allah. Sedangkan jika berhubungan dengan manusia maka syarat terakhir adalah melepaskan tanggungan itu dari hak orang yang ia rugikan atau zhalimi.
Sudah tidak diragukan lagi tentang keutamaan taubat dan istighfar. Karena akan membuka pintu kebaikan yang lain. Hingga hal yang dibaca pertama kali setelah sholat adalah memohon ampun.
Seorang lelaki bertanya kepada Ibnu al-Jauzi “Manakah yang lebih utama bertasbih kepada Allah atau beristigfar kepadaNya? Maka ia menjawab “pakaian kotor lebih butuh pada sabun daripada minyak wangi.”
BACA JUGA: 3 Syarat Taubat
Memohon ampunan Allah adalah lebih utama daripada bertasbih kepadaNya. Perbanyaklah istighfar sebelum melakukan kebaikan karena hati yang melakukan kemaksiatan akan sulit melakukan ketaatan.
Setiap maksiat yang dilakukan akan menjadi penghalang untuk mendapatkan berbagai kebaikan.
Seperti terhalangnya doa, dari mendapatkan keberkahan atau dalam menjalankan ketaatan. Ibarat minyak dan air tidak akan pernah bisa disatukan. Maka sucikan terlebih dahulu dengan istighfar.
Hal yang perlu diperhatikan adalah ternyata ada kesalahan yang sering terjadi dalam bertaubat. Diantaranya,
1- Kesalahan dalam Taubat: Hanya untuk Dosa yang Dingat Saja
Hanya memohon ampun atas dosa yang diingat saja, tapi melalaikan dosa yang tidak disadari/ lupa.
Makanya Rasulullah mengajarkan sebuah doa memohon ampun atas semua dosa.
اللهم اغفرلى ذنبى كله دقه و جله واوله و آخره وعلانيته و سره
Allahummaghfirli dzanbi kullah, diqqahu wa jullah, wa awwalahu wa akhirah, wa ‘alaniyatahu wa sirrah.
Ya Allah, ampunilah aku dari segala dosa baik kecil maupun besar, awal maupun akhir, dan dosa yang terang-terangan maupun yang tersembunyi.”
2- Kesalahan dalam Taubat: Tidak Bersungguh-sungguh Meninggalkan Dosa
Selain itu, tidak berniat sungguh-sungguh untuk meninggalkan dosa tersebut. Artinya masih meragukan bahwa dirinya mampu meninggalkan dosa-dosa lamanya.
Padahal tugasnya hanya berniat sungguh-sungguh (tanpa mempermainkan/ berniat untuk melakukan kembali) terlepas apakah ia akan kembali terjebak melakukan dosa yang sama.
BACA JUGA: Batas Pintu Taubat dan 5 Cara Bertaubat Sesuai Syariat
Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa jika seseorang tidak bisa merasakan manisnya iman, cahaya hidayah hendaknya memperbanyak taubat dan istighfar.
Begitupun menurut Ibnu Qayyim bahwa dosa itu seperti racun, taubat sebagai penawar/ obat serta ketaatan sebagai kesehatan dan keselamatan.
Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam sebagai orang yang ma’sum yang dibersihkan Allah dari dosa saja selalu memohon ampun kepada Allah (beristighfar) 100 kali dalam sehari. Bagaimana dengan kita?
Wallahu a’lam bi showab. []