Oleh: Erna Ummu Azizah
Komunitas Peduli Generasi dan Umat
PADA suatu hari, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di rumah beliau. Rumah itu sangat sederhana dan lebih tepat disebut bilik kecil di sisi Masjid Nabawi.
Umar melihat ada bekas gurat-gurat tikar pada tubuh Rasulullah. Beliau memang biasa tidur di tikar yang kasar. Umar pun menangis melihat kondisi beliau.
“Mengapa kamu menangis, ya Umar?” tanya Rasulullah.
BACA JUGA: Lima Pesan Khalifah Umar bin Abdul Aziz bagi para Hakim
“Bagaimana saya tidak menangis ya Rasulullah, Kisra (Raja Persia) dan Kaisar (Romawi) duduk di atas singgasana bertahtakan emas, sementara tikar ini telah menimbulkan bekas di tubuhmu. Padahal engkau adalah kekasih-Nya,” jawab Umar.
“Mereka adalah kaum yang kesenangannya telah disegerakan sekarang juga, dan tak lama lagi akan sirna, tidakkah engkau rela mereka memiliki dunia sementara kita memiliki akhirat? Kita adalah kaum yang menangguhkan kesenangan kita untuk hari akhir.
Perumpamaan hubunganku dengan dunia seperti orang bepergian di bawah terik panas. Berlindung sejenak di bawah pohon, kemudian pergi meninggalkannya.”
Kisah ini memberikan teladan bagi kita semua bahwa dunia itu hanya sementara. Begitu juga dengan kesedihan dan kesenangan dunia, itu hanya sesaat, dan yang kekal adalah akhirat.
Maka, jangan bersedih jika masalah berdatangan ketika kita berada di jalan Allah. Sesungguhnya itu semua hanyalah “ujian keimanan”.
Sesungguhnya kebahagiaan hakiki sedang Allah persiapkan, karena kita adalah umatnya Rasulullah SAW, umat yang kesenangannya ditangguhkan. Insya Allah kebahagiaan di akhirat sedang menanti.
Oleh karena itu teruslah beramal di jalan Allah. Pantaskan diri kita untuk menjadi umat terbaik (Khoiru Ummah) yang senantiasa beramal shaleh, amar ma’ruf nahi mungkar, mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran. Allah Ta’ala berfirman:
وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan saling menasehati supaya mentaati kebenaran dan saling menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. al-‘Ashr[103]: 1-3)
BACA JUGA: Umar bin Khattab, Terbaik di Masa Jahiliyah, Terbaik pula di Masa Islam
Sungguh, kesenangan hakiki orang-orang yang beriman itu adalah di akhirat. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa.
َمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۖ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ
Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? QS. 6:32. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: redaksi@islampos.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.