IBU adalah madrasah pertama bagi seorang anak dalam keluarganya. Tak heran jika masa depan suatu bangsa atau sebuah peradaban ditautkan kepada peran wanita sebagai istri dan seorang ibu. Oleh karena itu, wanita dituntut menjadi baik dalam segala aspek.
Dalam buku Risalah Penting Untuk Muslimah, Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr Hafidzahullah menyebutkan bahwa pondasi kesalehaandi dalam diri seorang perempuan adalah kesalehaan terhadap Rabbnya dengan bagusnya ketaatannya dan bagusnya pendekatan diri kepada Allah SWT dan selalu di atas ibadah kepada Allah SWT.
Dinyatakan juga bahwa sesungguhnya kesalehaan dan istiqamah tersebut adalah rahasia kebahagiaan, rahasia keberuntungan dan rahasia diberinya petunjuk oleh Allah kepada perempuan tersebut di dalam seluruh kehidupannya. Termasuk di dalamnya adalah kehidupan bersama suaminya dan juga kesalehan anak-anak dan keturunannya, dan juga kehidupannya dengan kehidupan yang baik dan indah.
BACA JUGA: Masya Allah, Ini Keajaiban Berbakti pada Orangtua
Semakin seorang perempuan saleha, selalu taat kepada Allah SWT, selalu mendekatkan diri kepada Allah, maka semakin nyaman hidupnya dan juga semakin bahagia hidupnya. Bahkan menurut Ustadz Ahmad Zainudin Lc sebagaimana disampaikan di Radiorodja, kebahagiaan tersebut juga akan dirasakan oleh anak keturunannya.
Hal ini disebutkan oleh dalam Al-Qur’an, bahwa kesalehaan orangtua adalah salah satu jaminan kesalehan anak.
إِنَّ اللَّـهَ اصْطَفَىٰ آدَمَ وَنُوحًا وَآلَ إِبْرَاهِيمَ وَآلَ عِمْرَانَ عَلَى الْعَالَمِينَ ﴿٣٣﴾ ذُرِّيَّةً بَعْضُهَا مِن بَعْضٍ ۗ وَاللَّـهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ﴿٣٤﴾
“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Nabi Adam, Nabi Nuh dan keluarga Ibrahim dan keturunan Imran sebagai Nabi dan Rasul untuk alam semesta. Keturunan mengikuti keturunannya, Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Mengetahui dan Maha Mendengar.” (QS. Ali-Imran : 33-34)
Jika diperhatikan, perkataan ulama tafsir tentang ذُرِّيَّةً بَعْضُهَا مِن بَعْضٍ, yaitu dikatakan oleh Asy-Syaikh Al-Allamah ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di, beliau mengatakan bahwa yang dimaksud “keturunan sebagian mengikuti sebagian yang lain,” maksudnya adalah terjadinya kesesuaian dan keserupaan di antara mereka di dalam penciptaan dan budi pekerti-budi pekerti yang indah. Ini menunjukkan bahwa kesalehan orang tua sangat berpengaruh terhadap kesalehan anak.
Dalil lain yang menunjukkan bahwa kesalehan orang tua sangat berpengaruh terhadap kesalehan sang anak, semakin saleh orang tua, maka sejatinya semakin saleh anaknya. Allah TSWT berfirman:
وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنزٌ لَّهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَن يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنزَهُمَا رَحْمَةً مِّن رَّبِّكَ…
“Adapun dinding rumah yang mau runtuh, maka itu adalah rumah yang dimiliki oleh dua anak kecil yang masih yatim di sebuah kota. Dan di bawah dinding tersebut terdapat harta simpanan yang dimiliki oleh dua anak yatim tersebut. Dan kedua orang tua dari anak yatim tersebut adalah anak yang saleh. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menginginkan ketika kedua anak yatim tersebut baligh, maka keluarlah harta simpanan mereka berdua sebagai rahmat dari Rabbmu.” (QS. Al-Kahfi : 82)
Ustadz Ahmad Zainuddin menjelaskan, dari ayat tersebut terdapat pelajaran bahwa orang tua yang saleh akan menjaga keturunannya dan keberkahan ibadah orang tua yang saleh dirasakan oleh anak-anaknya di dunia dan di akhirat. Sebagaimana orang tuanya saleh di dunia, maka anaknya dan keturunannya (selama orang tua tersebut saleh), maka di dunia dia dijaga, baik itu kesehatannya, ekonominya ataupun pendidikannya.
BACA JUGA: Punya Peran Istimewa, Ini 3 Keutamaan Wanita
Keadaan dijaga akibat kesalehaan orang tuanya. Dan juga di akhirat dengan syafaat orang tuanya kepada anak-anaknya. Sehingga anaknya tersebut bisa mencapai derajat yang paling tinggi, sehingga orang tua senang melihat anak-anaknya masuk ke dalam surga dan mencapai derajat yang paling tinggi.
‘Abdullah bin ‘Abbas pernah berkata:
حفظ بصلاح أبيهما, ولم يذكر لهما صلاحاً, وتقدم انه كان الأب السابع
“Bahwa kedua anak tersebut dijaga oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan keberkahan kesalehaan kedua orang tuanya dan sebenarnya yang saleh tersebut bukan orang tua kandungnya langsung, tetapi kakek dan nenek yang ke-7.”
Dengan demikian, orang tua yang saleh, bapak ibu yang saleh akan menjaga anak cucunya sampai tujuh turunan lebih. Dalam hal ini keshalihan seorang istri menjadi kunci. Dia akan bahagia di dunia bersama dengan suaminya, dia juga bisa membahagiakan anak-anaknya karena kesalehan istri tersebut.
Oleh sebab inilah ditekankan atas siapa perempuan yang ingin kebaikan untuk dirinya dan ditekankan atas para orang tua yang menginginkan kebaikan untuk anak-anak perempuannya, hendaknya mereka mendidik anak-anak mereka di atas kesalehan, di atas keistiqamahan, di atas selalu menjaga ibadah kepada Allah SWT, memperhatikan kewajiban-kewajiban dalam agama Islam, terutama salat lima waktu, berpuasa pada bulan Ramadhan dan menjauhkan dari segala apa yang mempengaruhi kesucian dan kemuliaan anak perempuan. []