Oleh: Via Nurafifah
Akuntansi Syariah, STEI SEBI
vianurafifah04@gmail.com
SETELAH bermiswak dan berwudhu, hendaknya duduk di tempat yang sepi dengan penuh hormat dan kerendahan sambil menghadap kiblat.
Kemudian dengan menghadirkan hati dan khusyu’ kita membaca Al -Qur’an dengan perasaan seperti kita sedang mendengarkan bacan al -qur’an langsung dari Allah SWT.
Jika kita mengerti maknanya, sebaiknya kita membacanya dengan tadabbur dan taffakur.
Apabila menemui ayat -ayat rahmat, hendaknya kita berdo’a untuk mengharap ampunan dan rahmatnya. Apabila menjumpai ayat ayat azab dan ancaman Allah swt.
BACA JUGA: Tunanetra, Bocah Ini Hafal Quran lewat Radio
Hendaknya kita meminta perlindungan kepada -Nya, karena tidak ada penolong selain Allah swt, apabila kita menemukan ayat tentang kebesaran dan kemuliaan Allah swt, maka ucapkanlah subhanallah.
Apabila kita tidak menangis ketika membaca al -qur’an, hendaknya kita berpura -pura menangis.
Alim ulama telah menulis, ada enam adab lahiriyyah dan enam adab batiniyah dalam membaca Al -Qur’an :
Adab Lahiriyyah
1. Membacanya degan penuh rasa hormat, ada wudhu, dan duduk menghadap kiblat.
2. Tidak membacanya terlalu cepat, tetapi di baca dengan tajwid dan tartil.
3. Berusaha menangis walaupun terpaksa berpura -pura nangis.
4. Memenuhi hak ayat -ayat adzab dan rahmat sebagaimana yang telah di terangkan sebelumnya.
5. Jika di khawatirkan akan menimbulkan riya’ atau mengganggu orang lain, sebaiknya membacanya dengan suara pelan. Jika tidak, sebaiknya membacanya dengan suara keras.
6. Bacalah dengan suara yang merdu, karena banyak hadits yang menerangkan supaya kita membaca al ‘ qur’an dengan suara yang merdu.
Adab Batiniyah
1. Mengagungkan al -qur’an di dalam hati sebagai kalam yang tertinggi.
2. Memasukan keagungan Allah swt dan kebesarannya karena al -qur’an adalah kalam-Nya.
3. Menjauhkan rasa bimbang dan ragu dari hati kita.
BACA JUGA: Luar Biasa, Inilah Janji Allah bagi Para Hafidz Quran
4. Memabacanya dengan merenungkan makna setiap ayat dengan penuh kenikamtan.
5. Hati hati mengikuti ayat yang kita baca. Misal, apabila membaca ayat -ayat rahmat , hendaknya kita merasa gembira dan senang. Sebaliknya ketika kita membaca ayat ayat azab hati kita hendaknya merasa takut.
6. Telinga benar –benar di tawajuhkan seolah -olah Allah swt yang sedang berbicara dengan kita dan kita sedang mendengarkannya. []
Rujukan: Maulana Muhammad zakariyya Al- Khandahlawi rah.a.; penerjemah, A. Abdurrahman ahmad, Ali mahfidzi, Harun arrasyid, Himpunan fadhilah amal (Yogyakarta : Ash-shaff Buku isalmi,2006), hlm 7