MUSIBAH bisa menimpa siapa saja yang hidup di dunia ini. Bisa menimpa orang yang tidak beriman maupun orang beriman. Orang tidak beriman menganggap musibah sebagai siksa dan adzab. Sedang orang mukmin menganggapnya sebagai cobaan dan ujian.
Seorang mukmin menganggap mengamalkan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya sebagai sarana ibadah dan mencari Ridha Allah SWT. Orang mukmin biasanya menghadapi musibah dengan sabar dan tawakal.
Allah SWT berfirman,
“Tidaklah menimpa suatu musibah kecuali dengan izin Allah. Barang siapa yang beriman kepada Allah maka Allah akan berikan petunjuk ke dalam hatinya.” (Qs. at-Taghabun: 11)
BACA JUGA: Musibah Tak harus Selalu Dipandang Buruk
Ada tiga golongan orang yang menghadapi musibah, diantaranya adalah :
- Golongan yang menganggap bahwa musibah adalah sebuah hukuman dari Allah SWT dan Adzab kepadanya. Dia merasa sesak nafas, pengap, lalu biasanya melapor dan mengeluh kemana-mana serta tidak tenang atau gelisah.
- Golongan yang menganggap bahwa musibah adalah sebagai penghapus dosa. Tandanya, jika dia sedih, susah atau merasa sesak dada, tidak akan pernah mengeluh kepada orang lain. Ia hanya bermunajat kepada Allah SWT. Dia tidak pernah mengeluh pada orang lain. Namun ia terus memohon pertolongan dan mengadu kepada Allah SWT.
- Golongan yang menganggap bahwa musibah adalah sebagai kenaikan tingkat iman dan takwa. Tanda-tandanya adalah ia merasa hatinya tenang, merasa yakin akan memperoleh pahala, selalu sabar dan gembira bahwa yang dikehendaki Allah SWT kepadanya pasti baik. []
REFERENSI: ANDA BERTANYA ISLAM MENJAWAB/PROF.DR.M.MUTAWALLI ASY SYARAWI/GEMA INSANI/2007