SELANDIA BARU–Siswi muslim di Kota Dunedin, Selandia Baru memilih bersekolah tanpa mengenakan jilbab mereka. Langkah tersebut mereka lakukan lantaran takut diidentifikasi sebagai Muslim.
Teror penembakan brutal di Christchurch pada Jumat (15/3/2019) pekan lalu masih menghantui murid-murid Muslim di Selandia Baru. Mayoritas mereka memilih tidak datang ke sekolah. Kalaupun bersekolah, para siswi Musim menanggalkan hijab mereka.
BACA JUGA: Aksi Solidaritas Ribuan Warga Jabar untuk Muslim Selandia Baru
Dilansir New Zealand Herald, Kepala sekolah Brockville Tania McDonald mengatakan sekolahnya memiliki 28 murid Muslim. Banyak dari mereka adalah pengungsi Suriah. Pascapenembakan, hanya sepertiga yang muncul untuk kelas.
“Anak-anak sangat ketakutan, sangat takut, sangat khawatir dan sangat sedih. Beberapa dari mereka mengenal korban secara langsung, jadi itu sedikit mempengaruhi mereka,” kata McDonald.
McDonald mengatakan, para siswa datang ke sekolah tapi tidak semua. Ia memperkirakan hanya sepertiga yang hadir.
“Salah satu dari mereka tidak mengenakan jilbabnya. Dia hanya ingin menjadi seperti orang lain, yang sangat menyedihkan. Tetapi kami telah mendorongnya untuk kembali ke sekolah dengan jilbabnya besok,” katanya.
BACA JUGA: PM Selandia Baru: Kami Tanggung Biaya Pemakaman Para Korban dan Dukung Keuangan Keluarga Mereka
Untuk memberikan dukungan kepada para murid, dia mengatakan sekolah telah melakukan kontak dengan dukungan korban Palang Merah dan seorang pekerja sosial sekarang berada di sekolah bekerja dengan murid-murid. Pertemuan khusus diadakan kemarin pagi, di mana lagu kebangsaan dinyanyikan dan situasinya diakui. []
SUMBER: ROL | NZH