PERNIKAHAN antara Abdullah dan Aminah bukanlah isyarat pertama munculnya seorang Nabi. Seorang Sahabat bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang hadirnya kenabian dirinya di Jazirah Arab, maka beliau pun bersabda, “Keberadaanku adalah berkat doa Ibrahim dan merupakan kabar gembira yang pernah disampaikan Isa. Ibuku melihat dari dirinya mengeluarkan cahaya yang menerangi istana-istana Syam.”
Ribuan tahun sebelum diutusnya Rasulullah ﷺ, saat Nabi Ibrahim selesai membangun Kabah, beliau berdoa, “Ya Tuhan ku, utuslah untuk seorang Rasulullah ﷺ dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan mereka al-Kitab (Al-Qur’an) dan Hikmah (Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Al-Baqarah: 129). Doa ini dikabulkan dengan kehadiran Rasulullah ﷺ yang berasal dari keturunan Nabi Ismail.
Rasulullah ﷺ juga kabar gembira yang disampaikan oleh Nabi Isa kepada Bani Israel beberapa ratusan tahun yang lalu. Sebagaimana yang dikisahkan di dalam Al-Qur’an, “Dan (ingatlah) ketika Isa Putra Maryam berkata, “Hai Bani Israel, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberikan kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasulullah yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad.” (Ash-Shaff: 6)
Mengenai sabda Rasulullah ﷺ, “Ibuku melihat dari dirinya mengeluarkan cahaya yang menerangi istana-istana di negri Syam.” Ibnu Rajab berkata, “Ini merupakan isyarat bahwa kelak terdapat cahaya yang dengannya penduduk bumi mendapatkan petunjuk dan gelapnya kemusyrikan pun akan sirna.”
BACA JUGA: Kapan Bani Israel Menjadi Yahudi?
Mengenai mengapa cahaya itu hanya ke negri Syam? Ibnu Katsir berkata, “Hal ini merupakan isyarat bahwa kejayaan dan kekokohan agama Islam ada di negri Syam. Oleh karena itu, kelak di akhir zaman, Syam akan menjadi benteng agama Islam dan para pemeluknya. Dan di sanalah diturunkannya Isa Putra Maryam, tepatnya di Menara Timur berwarna putih kota Damaskus.”
Dalam Shahih Bukhari dan Muslim, dijelaskan tentang karakter bangsa Syam, “Akan selalu ada sekelompok dari umatku yang menampakkan kebenaran. Tidak ada masalah bagi mereka adanya orang-orang yang tidak mau menolong mereka. Demikian keadaan mereka sehingga datanglah ketetapan Allah.” Dijelaskan pula, bahwa sekelompok orang tersebut tinggal di Syam.
BACA JUGA: Gaza Palestina, Tempat Dagang Terakhir Ayahnya Rasulullah ﷺ
Saat ini, Syam terpecah ke beberapa negara yaitu Palestina, Lebanon dan Suriah. Saat ini, kita sedang saksikan kebenaran atas hadist ini, yaitu perjuangan rakyat Palestina. Walapun dibombardir oleh infrastruktur militer penjajah Israel dari darat, udara dan laut. Walaupun terjadi upaya genosida. Walapun penguasa Arab dan Muslimin terlihat diam, namun mereka terus berjuang menghadapi penjajah Israel. []
Sumber: Sirah Nabawiyah, Muhammad Shalabi, Pustaka Al Kautsar
Kirim tulisan Anda ke Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim ke: islampos@gmail.com, dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter.