TEL AVIV–Mantan Anggota Knesset Israel Moshe Feiglin telah mengungkap kegembiraannya dengan memuji ledakan dahsyat yang mengguncang Beirut pada Selasa (4/8/2020) sebagai “kado dari Tuhan.” Pernyataan kontroversial ini Feiglin ungkapkan saat festival Yahudi Tu B’Av sehari setelah ledakan, pada Rabu (5/8/2020).
Feiglin memposting di Facebook bahwa dia bersyukur kepada Tuhan karena ledakan itu bertepatan dengan perayaan Tu B’Av yang merupakan hari perayaan cinta bagi Yahudi. Bahkan kini perayaan Tu B’Av menjadi hari libur romantis bagi Yahudi. Umumnya Yahudi menari, membagikan bunga dan bernyanyi untuk merayakan Tu B’Av.
BACA JUGA: Menkominfo Lebanon: Untuk Hormati Korban Ledakan, Saya Mengundurkan Diri
“Hari ini adalah Tu B’Av, hari yang penuh kegembiraan, dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Tuhan dan semua orang yang benar-benar telah merayakan hari indah ini dengan penuh cinta!” tulis Feiglin.
Dia kemudian berspekulasi bahwa ledakan itu bukanlah kecelakaan. Ia mengklaim dirinya punya “pengalaman” soal bahan peledak.
“Anda tidak akan percaya bahwa yang meledak adalah gudang bahan bakar. Apakah Anda tahu bahwa ledakan sebesar itu tidak akan terjadi jika tidak dihujani rudal?! Saya punya pengalaman dengan bahan peledak. Ledakan terbesar yang saya alami adalah 2,5 ton TNT.”
“Apa yang kami lihat kemarin di Pelabuhan Beirut jauh lebih besar. Efek destruktif seperti bom nuklir,” tambahnya.
BACA JUGA: Berkunjung ke Lebanon, Wapres Fuat Oktay: Turki Siap Bantu Bangun Kembali Pelabuhan Beirut
Dalam wawancara dengan radio lokal, Feiglin berharap Israel bertanggung jawab atas ledakan itu. Ia juga mengaku bahagia karena ledakan itu terjadi di Beirut dan bukan di Tel Aviv.
“Jika itu karena kami, dan saya berharap itu kami, maka kami harus bangga akan hal itu. Saya gembira karena bom itu meledak di pelabuhan Beirut dan bukan di Tel Aviv,” ujar Feiglin.
Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan ledakan pada Selasa (4/8/2020) lalu disebabkan oleh timbunan amonium nitrat yang disimpan di pelabuhan tanpa pengamanan selama bertahun-tahun. Ledakan dahsyat itu telah menewaskan 160 orang, 6.000 terluka dan 300 ribu warga harus kehilangan tempat tinggal. []
SUMBER: MEMO