KETIKA Abu Bakar sakit menjelang kematiannya, para sahabat ridha dengan keputusan Abu Bakar terkait dengan siapapun yang dipilihnya untuk menjadi Khalifah. Hampir seluruh sahabat dimintai pendapatnya mengenai siapa yang dapat memikul amanah dan tanggung jawab sebagai Khalifah.
Abu Bakar bertanya kepada Abdurrahman bin ‘Auf, “Apa pendapatmu mengenai Umar bin al-Khattab?”
BACA JUGA: Ketika Umar Ini Ingin Membunuh Nabi Muhammad
Abdurrahman menjawab, “Tidaklah engkau bertanya sesuatu, melainkan engkau lebih mengerti dariku.”
Abu Bakar menambahkan, “Jika ia menjadi Khalifah?”
Abdurrahman kembali menjawab, “Demi Allah, ia lebih baik dari pendapatmu tentangnya.”
Lalu Abu Bakar menanyakan hal yang sama kepada Utsman, “Apa pendapatmu tentang Umar?”
Utsman menjawab, “Ya Allah, pengetahuanku tentangnya bahwa keadaannya yang tersembunyi lebih baik dari keadaannya yang terlihat. Dan tidak seorang pun dari kami yang menyamainya.”
Abu Bakar pun bertanya pada Usaid bin Hudhair, salah seorang sahabat Anshar, dan ia menjawab, “…Demi Allah, tidak ada yang lebih kuat dalam memikul jabatan ini selain dia (Umar).
Sahabat dari kalangan Anshar dan Muhajirin hampir sependapat, kecuali Thalhah bin Ubaidillah. Thalhah mengkhawatirkan sikap keras Umar jika ia menjadi pemimpin.
BACA JUGA: Saat Khalifah Umar Hubungkan Sungai Nil dengan Laut Merah
Namun pendapatnya diluruskan oleh Abu Bakar, bahwasanya sikap keras Umar itu karena ia melihat aku (Abu Bakar) adalah orang yang lembut (jadi ia mengimbanginya dengan kekerasan). Jika perkara ini diemban olehnya, ia pasti akan meninggalkan sikapnya itu.
Setelah kesepakatan yang terjadi di antara Abu Bakar dan para sahabat, Abu Bakar menyeru kepada para sahabat, “Apakah kalian ridha dengan orang yang aku tunjuk untuk memimpin kalian? Demi Allah, aku tidak lemah (karena sakit ini) dalam berijtihad dan aku tidak menunjuk orang yang memiliki hubungan kerabat denganku. Aku menunjuk Umar bin al-Khattab untuk menggantikanku, maka dengarlah dan taatlah padanya.” Para sahabat pun menjawab, “Kami mendengar dan taat.” []
Sumber: Abu Jannah. Sya’ban 1438 H. Serial Khulafa Ar-Rasyidin, Umar bin al-Khattab. Jakarta: Pustaka Al-Inabah.