“SIAPAKAH yang akan mengambil pedang ini?” Kata Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pada perang Uhud.
Kaum muslimin berkumpul dan berharap memperoleh pedang tersebut, tetapi Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda lagi, “Siapakah yang akan mengambilnya dengan haknya?”
BACA JUGA: Pemandangan Memilukan di Perang Uhud
Sesaat tidak ada yang menjawab, Zubair bin Awwam menyanggupinya, tetapi beliau tidak memberikan pedang itu kepadanya, bahkan beliau mengulangi lagi pertanyaannya. Abu Dujanah bangkit dan menghampiri Nabi, ia berkata, “Ya Rasulullah, saya akan mempergunakannya dengan haknya. Apakah haknya tersebut?”
“Janganlah kamu membunuh seorang muslim dengan pedang ini, dan janganlah kamu mundur dari orang kafir, sedangkan pedang ini masih ada di tanganmu!”
Abu Dujanah mengeluarkan sorban merah dan melilitkan di kepalanya, kemudian berjalan ke depan, menempatkan dirinya di antara dua pasukan. Orang-orang Anshar-pun berkata seperti biasanya kalau Abu Dujanah memakai sorban merahnya sebagai lambang semangat juangnya sampai titik darah penghabisan, “Abu Dujanah telah mengeluarkan sorban mautnya…!” Kata salah seorang sahabat yang melihat Abu Dujannah mengeluarkan sorban merahnya.
Melihat tingkah lakunya, yang telah menjadi ciri khasnya ketika berada di medan pertempuran itu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam sempat bersabda, “Sungguh itu suatu cara berjalan yang dibenci oleh Allah, kecuali di tempat ini (yakni di medan jihad, karena akan memotivasi dan membangkitkan semangat jihad anggota pasukan lainnya)…”
Setelah menerima pedang tersebut, Abu Dujanah berangkat menyerang kaum musyrikin. Setiap orang yang berhadapan dengannya, dapat ditewaskannya. Sampai suatu ketika ia bertemu dengan sekumpulan wanita, salah satu dari mereka adalah Hindun binti Utbah, yang berkata dengan nada angkuh, “Kami adalah anak-anak perempuan yang mulia, berjalan di atas bantal-bantal dan bau kesturi. Jika engkau menyerang, kami akan merangkul. Jika kamu berpaling, kami pun akan berpaling.”
BACA JUGA: Tegarnya Ummu Walad saat Ditinggal Syahid Ketiga Keluarganya di Perang Uhud
Melihat sikapnya tersebut, Abu Dujanah akan menyerang Hindun, tetapi wanita itu berteriak minta tolong. Beberapa saat tidak ada yang datang menolong, Abu Dujanah-pun meninggalkan mereka. Anas bin Malik yang saat itu bersamanya merasa heran dan menanyakan mengapa ia tidak membunuh wanita tersebut. Ia berkata, “Ia menjerit minta tolong, dan tidak ada seorang pun yang menolongnya, karena itu aku tidak mau menggunakan pedang Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam untuk membunuh wanita yang tidak mempunyai penolong seorangpun.” []
Sumber: Kisah 25 Nabi dan Rasul dilengkapi Kisah Sahabat, Tabiin, Hikmah Islam, Rasulullah, wanita shalihah/ kajian Islam 2