SERINGNYA Aisyah mendengar keutamaan berjihad, membuatnya ingin sekali turut serta dalam medan perang. Asiyah juga kerap kali meminta izin kepada Rasulullah untuk dapat mengikuti perang. Aisyah gigih melaksanakan apa saja yang bisa mendekatkan diri kepada Allah Azza wa Jalla. Namun tentunya untuk dapat mengikuti jihad di jalan Allah, Aisyah pun perlu mendapat keridhaan suaminya, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.
BACA JUGA: Bukti Cinta Aisyah
Diriwayatkan dari Ummul Mukminin, Aisyah, ia berkata, “Aku meminta izin kepada Rasulullah untuk berjihad. Beliau kemudian bersabda, ‘Jihad kalian adalah haji’.” (HR. Bukhari 2875) dalam kitab Jihad dan Peperangan.
Lafazh riwayat lain dari Aisyah menyebutkan; ia bertanya, “Wahai Rasulullah, menurut kami jihad adalah amalan terbaik. Apakah kami tidak berjihad?’ Tidak. Namun jihad terbaik adalah haji mabrur’,” jawab beliau. (HR. Bukhari 1520) dalam kitab Haji.
Istri-istri Nabi yang lain pun pernah bertanya kepada beliau tentang jihad, Nabi bersabda, “Sebaik-baik jihad adalah haji.” (HR. Bukhari 2876) dalam kitab Jihad dan Peperangan.
BACA JUGA: Aisyah binti Abu Bakar ketika Kecil
Aisyah pun tetap ikut berjihad di medan perang layaknya wanita lain. Namun tentunya jihad Aisyah tetap dalam batasan-batasan syariat, seperti merawat korban luka, menyiapkan makanan bagi pasukan, memberi minum, dan lain sebagainya. []
Sumber: Ummul Qura. Mahmud Al-Mishri Abu Ammar, Shahabiyat haula Ar-Rasul., hal 162.