DI ANTARA banyak peristiwa ajaib yang terjadi di tangan para sahabat, atas rahmat dan izin Allah Azza Wa Jalla, salah satunya adalah apa yang terjadi pada hari Khaybar. Khaybar menjadi benteng bagi Bani Nadhir, suku Yahudi Madinah, yang telah diasingkan. Ini karena mereka mengingkari perjanjian damai di Madinah.
Setelah diasingkan, mereka terus menghasut permusuhan di antara suku-suku Arab dan membentuk pasukan untuk menyerang Madinah. Salah satunya adalah pertempuran Khandaq ketika mereka bahkan juga membayar suku-suku lain untuk melawan Nabi shalallahu alaihi wasallam dan para sahabatnya.
BACA JUGA: Ali Menerima Islam Tanpa Berunding dengan Orangtuanya
Namun, Nabi mengatakan tentang Khaybar, “Aku akan memberikan bendera kepada orang yang oleh Allah SWT dan Rasul-Nya sukai. Allah akan menaklukkannya dengan tangannya dan dia tidak akan lari.”
Rasulullah SAW mengirim Ali dengan bendera di tangannya melawan benteng Khaybar. Ketika dia sampai di dekat benteng, orang-orangnya keluar untuk menyerangnya dan Ali bin Abi Thalib pun terlibat dalam pertempuran. Selama duel, salah satu orang Yahudi memukulnya dan menjatuhkan perisainya dari tangannya. Ali lalu menggenggam pintu besi benteng dan merobeknya dari engselnya dan kemudian menggunakannya sebagai perisai. Pintu besi itu tetap berada di tangannya saat ia berjuang sampai ia menaklukkan benteng dengan tangannya.
BACA JUGA: Ketika Ali bin Abi Thalib Berdoa untuk Tangan si Pencuri
Setelah Ali menaklukkan Khaybar, dia melemparkan pintu besi dan terlihat delapan orang berusaha untuk membalikkan pintu gerbang tersebut namun tidak dapat melakukannya.
Syaikh Ahmad Ibnu Hajr al-Haytami mengatakan dalam as-Sawaq Muharaqa bahwa Ali bin Abi Thalib berkata, “Aku tidak merebut pintu Khaybar dari tempatnya dengan kekuatan tubuhku, tapi dengan kekuatan ilahi.” []