Oleh: Diarisma Wibowo
Ketua umum Komunitas Penulis Anak Kampus (KOMPAK)
PERNAHKAH kalian merasakan pesakitan yang teramat dahsyat rasanya. Keterpurukan yang datang pada kehidupan, hingga mampu menjatuhkan semua iman dalam hati dan jiwa. Menjadikan kita manusia kalah dan ingin menyerah kepada hidup. Semua jalan telah kita lalui dan semua pintasan telah kita coba. Namun akhirnya, semua itu hanya berujung pada kesia-siaan.
Ada yang bertanya padaku, “Bagaimana kita tahu saat Allah memang benar-benar sedang jatuh cinta kepada kita dan apakah semua cobaan Allah itu baik untuk?”
Ketika Allah dengan tega dan mudahnya mengambil hal yang membuat hidupmu bahagia, merampas semua tawa pada senyum rupa kerdilmu dan menjadikan dirimu pupus pada mimpi yang seharusnya kau capai. Membuat kita tenggelam dalam lumpur keputus asaan dan tanpa belas kasih, mampu membuat kita jatuh bahkan sampai terinjak-injak sekalipun. Namun sedikit saja Allah tidak melihatnya.
Sederhana saja kukatakan, “Pernahkah kalian mendengarkan sebuah musik yang membuat jiwa dan hati terasa tenang dan nyaman. Hingga tanpa kalian sadari untuk memutarnya terus-menerus. Menjadikan kalian hanyut dalam ketenangan nada beserta iramanya. Atau pernahkah kalian melihat suatu objek melalui mata yang tidak kalian suka. Hingga membuat hati dan pikiran kalian hanya sekilas memandangnya.
Maka begitulah dengan Allah. Ketika dirimu jatuh dan harus tertatih untuk bangun. Meski sudah berhati-hati namun Allah masih saja mendorong tubuhmu ke dalam kubangan lumpur. Membuat cipratan tanah menempel di wajah kalian. Hingga Dia tersenyum bahagia. Maka, itu adalah sebuah tanda bahwa Allah memang sedang suka bermain dengan dirimu. Tetapi jika Allah dengan lantang menyuruhmu berteduh dan menghindar dari tetes hujan yang jatuh, ialah sebuah bukti, bahwa Allah tidak suka melihat dirimu berlama-lama di dekat-Nya. Sedang hujan adalah nikmat Allah yang teramat indah dan tidak diperjual-belikan oleh-Nya.
Ketika kita sedang merasakan pesakitan yang teramat begitu pedih. Hingga membuat jiwamu teriris pilu dan perapalan dedoa atau pinta tidak menjadikan keadaan hidupmu berubah adalah kenyataan, bahwa Tuhan sedang menyukai dentingan tasbih dan dzikir nama-nama-Nya terucap lembut dari dalam hatimu. Menjalar pelan melewati rongga tengorokan, menuju keluar dari bibir indahmu. Tetapi jika Tuhan tidak menjadikanmu bertahan dalam situasi yang menurutmu buruk. Maka sudah pasti bisa dikatakan bahwa Tuhan, sangat dan teramat tidak suka mendengar ocehan-ocehan suaramu yang begitu jelek mendentingkan setiap bait untaian nama-Nya. Hingga dengan cepat menyuruhmu berhenti dan tidak lagi mengucap kekata akan sajak-sajak tentang diri-Nya.
Allah SWT berkata, “Kalau Allah SWT mencintai seorang hamba maka beliau memanggil Jibril. ‘Wahai Jibril! Aku mencintai si fulan, maka cintailah dia.’ Lalau Jibril memanggil penghuni langit, ‘Wahai penghuni langit! Sesungguhnya Allah mencintai si fulan maka cintailah dia. Lalu penghuni bumipun mencintainya’,’’ (HR. Bukhari dan Muslim).
Bahwa semua ketetapan Allah, yang telah Dia berikan kepada kita adalah sebuah bukti bahwa Allah sedang jatuh cinta kepadamu. Memberikan apa yang memang pantas untukmu dan menyingkirkan hal-hal yang memang buruk pada hidupmu.
Pernahkah kalian membeli suatu barang atau memberikan sesuatu kepada seseorang yang menurutmu pantas mendapatkannya. Dengan teliti kita akan mencari dan menilai barang mana yang memang pantas untuk kita berikan. Dari segi bentuk, warna dan kecocokannya. Pun begitu dengan Allah. Allah hanya ingin memberikan apa yang terbaik untukmu. Memilihkan hal yang memang pantas untuk kau sandang dan patut untuk kau bawa. Memilah dan menentukannya, agar nantinya kau bawa pada akhir penepian. Rumahmu, surga yang akan kita tuju. []