Seperti diketahui, Israel telah menghancurkan lebih dari 530 kota-kota Arab dan desa-desa Palestina sejak 1948, mengendalikan gerakan massa yang tinggal di Tepi Barat dan Gaza, mencuci bersih budaya Palestina, merubah makanan hingga kebiasaan dan gaya hidup sehari-hari.
Menurut beberapa pihak, Israel melakukan genosida secara perlahan terhadap rakyat Palestina. Sekarang mari kita cermati, apakah Israel sudah memberikan instruksi manual genosida untuk Aung San Suu Kyi dan Myanmar?
Berbagai media mendorong narasi bahwa ada ketegangan agama antara Muslim Rohingya dan Buddha Myanmar, dan itu merupakan sebuah masalah. Faktanya, hal ini tidaklah benar! Penganiayaan yang disponsori negara dan penindasan terhadap orang-orang Rohingya telah berlangsung selama beberapa dekade. Mereka tidak mendapatkan status kewarganegaraan, akses perawatan kesehatan dan rumah sakit. Mereka dibatasi dalam hal pergerakan lainnya, dan dalam banyak hak asasi manusia lainnya.
Penganiayaan bermotif agama diinstruksikan setiap harinya bersamaan dengan penyitaan tanah, kerja paksa, perpajakan sewenang-wenang, penghancuran rumah, pembatasan perkawinan, pekerjaan dan pendidikan. Ini semua adalah bentuk penindasan negara dan tirani, sama, bahkan identik dengan apa yang dihadapi oleh Palestina di bawah jajahan Israel.
Publik Asia pernah menyaksikan krisis pengungsi besar ketika ratusan ribu Rohingya dieksploitasi oleh penyelundup. Mereka ditinggalkan oleh para penyelundup kapal dengan berlayar tanpa tujuan selama berminggu-minggu; dan tanpa makanan.
Setelah kecaman internasional bermunculan, negara-negara tetangga akhirnya menawarkan perlindungan kepada manusia perahu Rohingya. Tapi kemudian mereka dipaksa untuk tinggal di kamp-kamp pengungsi kumuh di Thailand, Malaysia, India dan Bangladesh. Sekitar 150 ribu Rohingya hidup dalam kondisi yang sedikit lebih baik ketimbang di kamp-kamp konsentrasi. Hasilnya kuburan massal bermunculan.
“Mandela dari Asia” hanya tersenyum manis pada saat konferensi pers mengenai nasib manusia perahu Rohingya.
New York Times melaporkan bahwa dalam pertemuan terakhir, Suu Kyi menyarankan duta besar AS untuk tidak menggunakan istilah ‘Rohingya’ terhadap orang-orang Muslim Myanmar. Karena pemerintahannya tidak mengakui mereka sebagai warga negara.”
Jika dia telah mempelajari genosida Israel dengan baik, maka Aung San Suu Kyi telah sukses. Dia kini menyatakan bahwa pemerintahnya tidak akan menggunakan istilah “Rohingya” ketika mengacu pada “komunitas Muslim” di negara bagian Rakhine. Ini adalah hal yang sama ketika mantan Perdana Menteri Israel Golda Meir menyatakan bahwa “tidak ada sesuatu hal di dunia ini seperti Palestina.” []
Habis … Baca juga: Ketika Aung San Suu Kyi Berhasil Terapkan Genosida ala Israel Pada Rohingya? (1)Â